NYAI Dasimah, 35, mengadu ke Polres Jember (Jatim), sebab suaminya yang jadi Kiyai, ternyata suka cabuli santrinya di kamar rahasia.
Dia tahu kebobrokan suami lewat rekaman di CCTV. Tapi laporan belum bisa diproses, karena Nyai tidak mengajak ke Polres para santri yang dicabuli oleh oknum Pak Kiyai tersebut.
Rupanya sudah menjadi gaya jurnalis masa kini, dalam liputannya tak menyebutkan secara lengkap kejadian. Karena berita menyangkut tindak asusila, cukup disebut kota kabupatennya saja, begitu juga nama pelaku sengaja dikaburkan.
Untungnya ada sumber beritanya dari Polres, maka pembaca tak perlu menduga bahwa wartawannya sekedar ngarang. Beginilah gaya jurnalistik cari aman!
Nyai Dasimah dari Jember ini, juga bukan nama sebenarnya. Tapi dia jelas-jelas mengadukan suaminya, Kiyai Anu yang pada malam-malam tertentu tepat tengah malam
memanggil santriwatinya ke kamar khusus di lantai atas.
Ternyata berdasarkan rekaman CCTV yang diperolehnya, suami mencabuli santri tersebut. Tak jelas apa tindakan Pakn Kiyai itu, sebab diksi mencabuli bisa bermakna macam-macam.
Bisa sekedar meraba-raba, bisa pula tindak persetubuhan.
Laporan Nyai ini menambah daftar panjang pada Mbah Google, tentang kiyai dan ustadz yang berbuat cabul pada santrinya.
Padahal sebagai ahli agama, mereka tahu persis
batasan zina dan sanksinya. Tapi kenapa dilanggar juga?
Memangnya untuk kelompok oknum-oknum ini dapat dispensasi, mencabuli santri dianggapnya halalan tayiban wa
asyikan?
Pak Kiyai di Jember termasuk salah satu di antaranya. Kamar rahasia di lantai atas itu hanya bisa dibuka Pak Kiyai sendiri karena pakai password segala.
Tapi entah bagaimana caranya, Nyai Dasimah berhasil memperoleh rekaman saat suami berbuat cabul pada santrinya.
Oleh Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres
Jember, Nyai Dasimah diminta menyiapkan dulu para santriwati yang jadi korban pencabulan, kemudian dibawa ke Polres.
Pak Kiyai kok mudah tergoda, setan provokatornya pasti lulusan S3. (GTS)