SEBAGAI Kades, benggol (keuangan) Undang, 40, jauh lebih gede. Tapi anehnya, Bu Kades Rokayah, 36, justru tertarik dengan Pak RT. Apa karena gede” bonggol”-nya.
Nggak tahu juga. Yang jelas, Pak RT Usman, 35, kemudian digebuki warga dan diusir.
Kades sekarang tidak bisa lagi menikmati tanah bengkok sebagai gajinya selama menjabat. Dia digaji negara lewat Alokasi Dana Desa, dengan gaji pokok nggak nyampai
Rp 2,5 juta.
Sedangkan RT maupun RW hanya di Jakarta yang terima honor. Di daerah RT/RW kerja sosial alias perjuangan. Jika ada honor, misalnya Kabupaten Purworejo
(Jateng) setahun hanya sekitar Rp 250.000,-
Maka sungguh aneh Ny. Rokayah yang menjadi istri Undang seorang Kades di Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan (Jabar).
Jabatan Kades yang sangat bergengsi di kampung, dinafikannya karena dia lebih berat pada Pak RT Usman yang benggolnya nol sebagai pelayan masyarakat.
Atau mungkin Bu Kades lebih tertarik pada “bonggol” Pak RT yang lebih memukau dan bikin wow…….
Tapi jangan salah, Pak RT kan jabatan sosial. Di sisi lain RT Usman adalah petani mapan yang punya penghasilan lebih menjanjikan.
Dia punya banyak sawah garapan, dan kini giliran “menggarap” Bu Kades yang masih seksi menggiurkan itu.
Di pemerintahan desa Pak RT tunduk pada Pak Kades. Tapi di ranjang, Bu Kades justru tunduk pada perintah Pak RT. Istilah kata, menakjingga, miring penak njengking mangga!
Tapi sial, aksi mesum Bu Kades melawan Pak RT ini tercium warga. Bukan saja digerebek, tapi Pak RT malah diusir dari kampungnya.