Wakidi, 22, dari Jember (Jatim) ini layak dihukum berat, kalau perlu dihukum mati. Sebab ketika dilapori Yuniarti, 17, kekasihnya hamil 2 bulan, bukannya siap menikahi malah berencana membununya.
Diajak jalan-jalan pakai motor, di jalanan yang sepi Yuniarti digorok lehernya hingga tewas. Wakidi pun ditangkap.
Ketika pelajaran Budi Pekerti dihapus dari kurikulum SD, banyak generasi muda yang lalai akan tanggungjawab. Berani berbuat, tapi untuk tanggungjawab nanti dulu. Dalam urusan percewekan misalnya, banyak yang berani tabrak lari ketika doinya hamil.
Padahal mestinya gadis itu segera dinikahi sebagai wujud tanggungjawab. Jangan hanya mikir enaknya ketika “mbelah duren” montong, tapi ketika jadi anak tidak siap menikahi.
Wakidi warga Gumukmas Kabupaten Jember, adalah salah satu pemuda yang tidak memiliki rasa tanggungjawab itu. Dilapori Yuniarti bahwa dirinya sudah hamil 2 bulan, bukannya siap menikahi, tapi malah mencoba jadi pelaku “tabrak lari”.
Ngakunya sih mau melapor ke orangtua dulu, tapi batinnya justru berniat membunuhnya agar tidak dimintai tanggungjawab. Ini pemuda cap apa?
Sejak 6 bulan lalu Wakidi pacaran dengan Yuniarti warga Kecamatan Kencong. Lazimnya pacaran gaya anak muda sekarang, berani nyerempet-nyerempet bahaya.
Yuniarti diajak melakukan hubungan intim bak suami istri, ternyata mau. Ya sudah, setiap ada peluang, Yuniarti “dibon” di ranjang sampai tempaat tidurnya bergoyang-goyang.
Entah berapa kali mereka berbuat, tahu-tahu Yuniarti lapor hamil. Pura-puranya Wakidi mau tanggungjawab dengan melapor ke orangtuanya dulu. Padahal Yuniarti malah diajak muter-muter pakai motor. Di tempat yang sepi Yuniarti lalu digorok lehernya pakai clurit dan mayatnya dibuang di sawah.
Beberapa jam kemudian Wakidi berhasil ditangkap. Atas pembunuhan yang direncanakan ini, Wakidi terancam hukuman penjara 15 tahun.
Dihukum mati ya layak saja, tak ada gunanya Wakidi buat kehidupan. (GTS)