Mbappe akan berhadapan dengan Messi di final Piala Dunia 2022 (Foto: diolah dari Twitter)

GIBOL QATAR

Argentina vs Prancis, Scaloni dan Deschamps Adu Tajam di Depan, Unjuk Kebolehan Pertahanan Berbau Gerendel

Sabtu 17 Des 2022, 10:10 WIB

QATAR - Prancis mengakhiri dongeneng indah Maroko yang sejauh ini telah mengalahkan tim-toim raksasa seperti Belgia dan Spanyol di Piala Dunia 2022 di Qatar.

Prancis mengkandaskan perlawanan Maroko di semifinal dengan skor 2-0 langsung di Al Bayt Stadium, dalam pertandingan yang berlangsung ketat.

Gol tim asuhan Didier Claude Deschamps itu dihasilkan oleh Theo hernandez pada menit 5 dan Randal Kolo Mauani pada menit 79.

Di balik kehebatan Prancis itu, semua tak terlepas dari peran pelatih bernama kengkap Didier Claude Deschamps ittu. Ini Piala Dunia yang kedua kalinya dia memimpin Timnas Prancis.

 

Pelatih Prancis Didier Deschamps dan striker Kylian Mbappe. (Foto: Fifacom)

Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Didier Deschamps mampu  membawa timnya nejaya dengan meraih trofi Piala Dunia. Satu prestasi luar biasa, dan kini prestasi serupa sudah di depan mata, Minggu depan timnya berhadapan dengan Argentina di final.

Menarik untuk dipantau adalah saat pertandingan Prancis vs Maroko yang lalu, dan kemudian kita bandingkan nanti pada final saat menghadapi Argentina.

Pada laga lawan Waroko, pelatih Didier Deschamps beradu strategi melawan pelatih Maroko, Walid Regragui.  Laga itu berjalan ketat, saling adu strategi, atau counter strategi. 

Pada awal babak pertama terlihat Prancis sangat dominan, menekan Maroko habis-habisan, pressing juga dilakukan kepada pemain lawan yang membawa bola.

Sehingga, kontan saja sulit bagi Maroko mengembangkan permainan. Dan hasilnya, pada menit ke-5, Prancis mencetak gol lewat Hernandez.

Namun, setelah itu, pelatih Maroko Walid Regragui memerintahkan pemainnya berani keluar menyerang, dan tampak skil pemain tim itu muncul, keberanian merebut bola, bahkan dengan tekel keras dilakukan.

Dan ternyata sejak saat itu, Maroko lebih dominan menguasai permainan. Pun pula dalam babak pertama, Maroko dominan, bahkan leluasa menguasai hampir separo permainan.

Tahu timnya ditekan, Deschamps ambil counter strategi. Dengan beraninya dia menarik pemain sangat berpengalaman dan jadi target untuk pencetak gol, yakni oliver Giroud. Dia ditarik pada menit 66 digantikan pemain muda Marcus Thuram (anak mantan pemain timnas Prancis Lilian Thuram).

Hasilnya, Marcus Thuram mampu menguasai sisi lapangan, sektor sayap secara terus menerus. Dia di kiri, Mbappe di kanan, kadang menyusup ke tengah,.

Deschamps juga melakukan pergantian lain, yakni Dembele digantikan Kolo Muani, pada menit 79. Pemain tak begitu dikenal ini berandil besar.

Sementara pelatih Maroko Walid Regragui juga melakukan pergantian, namun tampaknya malah kurang eektif, terutama digantikannya En-Nesyri oleh Hamdallah, pada menit 66, dan Boufal oleh Aboukhlal pada menit  67.

 

Lionel Scaloni, pelatih Timnas Argentina. (Foto: Fifacom)

Peran En-Nesyri  dan Boufal yagn kuat di tengah dan depan, sejak pergantian menjadi berkurang tekanannya ke Prancis. Ini membuat lawan lebih ringan mengahapi tekanan.

Sebaliknya, dengan counter strategi dari Deschamps ini Prancis kemudian lebih dominan menguasai permainan. Dan hasilnya ada. Mbappe mampu merobek barisan pertahanan Maroko, dan dengan jeli mengumpan kepada Muani yang bebas. Pemain ini dengan mudah meneruskan ke gawang Yassine Bounou, posisi menjadi 2-0.

Berat sudah maroko untuk mengejar skor ini. Dan itu bertahan sampai waktu habis.   

Lawan Argentina

Deschamps adalah pelatih sangat berpengalaman. Pertahanan yang sangat ketat dia terapkan manakala Prancis tertekan, seperti babak kedua saat melawan Maroko. Hampir saja terjadi gol, beruntung ada Kounde menyapu bola yang mengalir ke gawang Hugo Lloris.

Pertahanan rapat dan ketat dari barisan belakang Prancis yang diawaki Varane, , kounde, Konate, Hernandez, dan, Tchouameni, benar-benar sulit ditembus.

Ini mengingatkan bahwa Deschamps pernah bermain cukup lama untuk klub kenamaan Italia, yakni Juventus yang terkenal pertahanan gerendel, layaknya tim-tim Italia.

Seakan, Deschamps membawa pertahanan gerendel ke Prancis manakala diperlukan, yakni kala timnya diserang lawan. 

Tampaknya, Deschamps juga masih tetap menerapkan barisan pertahanan ini, karena selama skuat masih fresh dalam arti tak ada yang cedera.

Namun, melawan Argentina adalah persoalan lain. Argentina punya Messi yang mampu merobek-robek pertahanan lawan dengan driblingnya yang luar biasa. Ini bisa disaksikan seperti saat Messi membawa bola dan merobek-robek pertahanan Kroasis yang takbisa dihentikan, dia lantas mengoper ke Alarez dan berbuah gol ketiga.

Kalau sudah masuk kotak penalti, untuk menghadang Messi harus hati-hati, sebab kalau ada kontak sedikit dan Messi jatuh, maka hukumannya adalah penalti.

Maka, mau tak mau, Prancis harus mencegat messi sejak agak dari tengah, jangan sampai dapat bola, upaya itu harus dicegah.

Di lapangan tengah, menariknya, Deschamps menaruh Griezmann bukan lagi jadi striker, tapi sebagai pengatur serangan, mengarahkan bola ke penyerang-penyerang Prancis. 

Kiranya, nanti dia akan duel deng De Paul dari Argentina. Pemain ini kiranya sangat hapal dengan permainan Griezmann karena dia sati klub di Atletico Madri. 

Nah, yang berat bagi Argentina, rasanya untuk menjaga Kylian Mbape yang punya lari kencang dan dribbling luar biasa. De Paul kiranya juga punya tugas untuk mengawasi Mbbape, dan tentunya Nahuel Molina. Tapi, pengawalan pastinya tidak man to man marking, tapi efektivitas sesuai kebutuhan saja.

Melihat kemampuan pertahanan yang ada, kiranya tim Prancis lebih ketat penjagaannya. Tapi, yang perlu disimak juga, pelatih Argentina Lionel Scaloni juga lama bermain di Italia.

Pelatih Argentina Lionel Scaloni seperti Deschamps, sangat paham pertahanan gerendel yang kuat ala Italia, terlebih Scaloni sendiri semasa aktidf adalah pemain belakang di SS lazio dan Atalanta.

Tentu saja Pelatih Argentina Lionel Scaloni akan mengoptimalkan ilmu dan pengalamannya untuk beradu strategi di pertahanan dengan Deschamps. 

Peran pelatih sangat penting. Dan Deschamps jauh lebih berpengalaman daripada pelatih Argentina Lionel Scaloni yang masih muda. Tapi, Scaloni juga sudah membuktikan membawa Argentina juara Copa Amerika yang lalu. 

Jadi, laga Agentina vs Prancis di final Piala Dunia 2022 di Qatar, Scaloni dan Deschamps adu tajam di depan dan adu ujuk kebolehan pertahanan berbau gerendel ala Italia. Dan diperkirakan akan minim gol.  

Ini Susunan Pemain Saat Prancis vs Maroko:

Prancis XI: Lloris, Kounde, Varane, Konate, Hernandez, Griezmann, Tchouameni, Fofana, Dembele (Kolo Muani, 79′), Giroud (Thuram, 66′), Mbappe.

Moroko XI: Bounou, El Yamiq, Saiss (Amallah, 21′, Ezzalzouli, 78′), Dari, Hakimi, Amrabat, Ounahi, Mazraoui (Attia-Allah, 46′), Ziyech, En-Nesyri (Hamdallah, 66′), Boufal (Aboukhlal, 67′).

(win)

Tags:
Didier DeschampsmarokoPiala Dunia 2022agentinaprancisScalonigerendeldeschamps

Administrator

Reporter

Administrator

Editor