Tak ada bukti istrinya, Ratih, 40, ada main dengan Mbah Warsid 68, tapi Jayusman, 46, sudah kadung cemburu. Mbah Warsid pun dibacok berulang kali, sehingga dilarikan ke RS.
Lalu Jayusman ngumpet di permakaman dekat hutan. Dia baru menyerah ke polisi Polsek Glenmore(Banyuwangi) setelah 4 hari kelaparan di makam.
Setiap orang pengin punya bini cantik, padahal bini cantik sering memancng setan (baca: cemburu). Istri dipelototi orang, cemburu. Bini lama diajak ngobrol lelaki lain. Maka lelaki yang tugasnya banyak keluar kota memilih berbini jelek, agar tak ada lelaki yang mengganggu.
Bagaimana untuk meningkatkan gairah di ranjang? Tutupi saja muka istri pakai poster artis. Gitu saja kok repot.
Ratih bini Jayusman warga Glenmore, kebetulan berwajah cantik, dalam usia kepala 4 masih nampak STNK (Setengah Tuwa Ning Kepenak). Gara-gara ini Jayusman suka kebat-kebit hatinya manakala istri ngobrol lama dengan lelaki lain, termasuk Mbah Warsid tetangganya sendiri.
Masak kakek-kakek dicurigai? Jaman sekarang bro, kakek doyan daun muda juga banyak.
Kecemburuan Jayusman meningkat ketika Mbah Warsid kirim makanan buat istrinya. Logika suami Ratih ini, jika tidak karena demen tak mungkin punya perhatian sebegitunya. Langsung saja dia ambil clurit, Mbah Warsid dibacok berulang kali dan ditnggal kabur.
Untung warga dengan cepat melarikan ke Rumah Sakit, sehingga nyawanya masih bisa diselamatkan meski tubuh dedel duel.
Akan halnya Jayus, setelah mengeksekusi Mbah Warsid lalu ngumpet di makam yang berada di hutan Perhutani. Pada hari ke-4 dalam persembunyian baru ditemukan polisi, karena selama 4 hari kelaparan lantaran tidak ketemu nasi.
Atas pertanyaan polisi dia mengaku, sengaja Mbah Warsid dieksekusi karena mengajak istrinya “berkoalisi”.
Memangnya Mbah Warsid lalu ke mana-mana cari dukungan? (GTS)