ADVERTISEMENT

Bertemu Raja Norodom Sihamoni, Puan Maharani Berbagi Kenangan Masa Lalu Indonesia dan Kamboja

Minggu, 27 November 2022 09:38 WIB

Share
Ketua DPR Puan Maharani saat diterima Raja Norodom Sihamoni di Phnom Penh, Kamboja. (Foto: twitter @puanmaharani_ri)
Ketua DPR Puan Maharani saat diterima Raja Norodom Sihamoni di Phnom Penh, Kamboja. (Foto: twitter @puanmaharani_ri)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dalam beberapa hari terakhir, Ketua DPR Puan Maharani berada di Kamboja. Ketua DPR Puan Maharani diterima oleh Kerajaan Kamboja dalam kunjungannya ke 'land of the Khmer' itu.

Saat bertemu Raja Norodom Sihamoni, Puan Maharani berbagi kenangan masa lalu Indonesia dan Kamboja. Puan diterima oleh Kerajaan Kamboja yang berada di kawasan Chaktomuk, Phom Penh, Jumat (25/11/2022) pagi. 

“Saya merasa sangat terhormat untuk dapat bertemu dengan Yang Mulia, Raja Norodom Sihamoni, yang merupakan simbol persatuan nasional, perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bagi rakyat Kamboja,” kata Puan Maharani.

Adapun Puan terakhir bertemu dengan Raja Norodom Sihamoni pada 'Joint Cultural Performance di Phnom Penh' dalam rangka 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Kamboja, Februari 2019. 

Puan pun menyatakan Kamboja merupakan negara yang dekat dengan Indonesia dan keluarganya. Ia mengenang hubungan Bung Karno dengan ayah Raja Norodom Sihamoni, Raja Norodom Sihanouk.

Puan mengatakan, kedua pimpinan Indonesia dan Kamboja terdahulu itu punya hubungan yang cukup spesial.

“Presiden pertama Indonesia, Bapak Soekarno dan Yang Mulia Raja Norodom Sihanouk merupakan sahabat dan bahkan sudah seperti keluarga, dan mereka bertemu secara rutin,” ucapnya.

Puan mengungkap, Soekarno dan Raja Sihanouk melakukan saling kunjung masing-masing sebanyak 5 kali dari tahun 1959 -1965. Bung Karno disebutnya merupakan kepala negara/pemerintahan yang paling sering datang ke Phnom Penh.

“Presiden Soekarno menyukai beberapa kota di Kamboja, seperti Phnom Penh, Sinahoukville, dan Angkor. Kamboja seperti rumah kedua bagi Presiden Soekarno saat itu,” jelas Puan.

Raja Sihanouk sendiri mendapat gelar doktor kehormatan dari Universitas Gajah Mada (UGM), sementara Presiden Soekarno mendapat doktor kehormatan dari Royal University Phnom Penh. Puan juga mengapresiasi bentuk penghargaan yang diberikan Kamboja untuk Indonesia.

Presiden Soekarno dan Raja Sihanouk diketahui pertama kali bertemu pada Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Keduanya memiliki pandangan politik yang sama untuk menggelorakan semangat anti-penjajahan dan mendukung kemerdekaan.

“Mereka menentang perang dingin dan tidak menghendaki negara di Asia-Afrika untuk berpihak. Negara Asia-Afrika harus bebas menentukan sikapnya dalam melakukan hubungan internasional,” kisah Puan.

Ditambahkannya, hubungan masa lalu yang dekat ini tentu perlu ditumbuhkan lagi melalui berbagai program kerja sama yang dapat saling menguntungkan untuk semua pihak. Apalagi, kata Puan, Indonesia dan Kamboja telah menjalin persahabatan sejak abad 8-9 Masehi meski hubungan diplomatik kedua negara baru dimulai pada tahun 1957 dengan menganut prinsip-prinsip kemitraan.

“Saya berharap Indonesia dan Kamboja terus memperkuat hubungannya secara bilateral maupun secara regional dengan negara ASEAN lainnya, termasuk di bidang ekonomi, sosial dan politik,” tuturnya.(*/win)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT