ADVERTISEMENT
Selasa, 4 Oktober 2022 20:24 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pegiat media sosial itu menegaskan bahwa pangkal masalah Tragedi Kanjuruhan adalah para Aremania (suporter Arema FC) yang melanggar aturan.
Ade Armando bahkan menyebut Aremania bergaya seperti preman dan masuk ke lapangan.
“Yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan melanggar peraturan stadion, dengan gaya preman masuk ke lapangan petentengan. Dalam pandangan saya polisi sudah melaksanakan kewajibannya,” kata Ade Armando.
Diketahui, FIFA selaku federasi sepak bola internasional memang melarang penggunaan gas air mata untuk membubarkan massa supporter sepak bola atau menanggulangi kerusuhan suporter. Hal ini tertuang dalam pasal 19 aturan FIFA soal Stadium Safety and Security Regulations.
Dalam aturan tersebut dijabarkan penggunaan gas air mata dan senjata api untuk pengendalian massa dilarang.
Sementara penembakan gas air mata yang dilakukan aparat diduga menjadi pemicu ratusan korban berjatuhan di Tragedi Kanjuruhan.
Peristiwa itu diawali dengan sejumlah Aremania (suporter Arema) yang kecewa dengan kekalahan tim kesayangannya di kandang. Lantas, mereka menyerbu ke lapangan usai peluit panjang dibunyikan. Tidak ada insiden bentrok antar suporter pada peristiwa ini.
Namun, untuk menindak aksi para suporter tersebut, pihak keamanan justru menembak gas air mata. Hal ini yang lalu diduga menjadi pemicu banyaknya korban jiwa di Tragedi Kanjuruhan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT