MALANG, POSKOTA.CO.ID - Sebuah postingan foto yang memperlihatkan suasana takziah di sebuah rumah menjadi perhatian netizen. Terlihat dua jenazah berbalut kain batik terbujur kaku di atas tikar.
Di foto itu juga terlihat tiga orang duduk menghadap dua jenazah yang diperkirakan berusia remaja. Dua pria menggunakan kopiah hitam dan peci haji. Satu lagi pria berkaos dengan rambut beruban.
Postingan itu disertai narasi memilukan.
"3 keponakan saya seusia SMP dan SMA meninggal akibat insiden di Kanjuruhan semalam," cuit akun @bbbbaall.
"Siapa pun kalian yang menembakkan gas air mata semalam, kalian adalah pembunuh!" cuitnya lagi.
Spontan, ribuan komentar meramaikan cuitan itu.
Sementara akun @RezqiWahyu_05 menuturkan kejadian itu.
"Tanpa mengurangi rasa respect saya kepada keluarga korban, di sini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi," ungkapnya.
Akun dengan follower sebanyak 1056 itu mengaku sebagai Aremania dan ikut menonton pertandingan Arema Vs Persebaya Surabaya dengan kemenangan diraih Bajul Ijo.
"Di dalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah. Sedangkan untuk keluar stadion pun gak bisa karena macet, penuh sesak di pintu keluar. Di luar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata," tuturnya seperti dilihat Poskota.Co.Id di akunnya pada Minggu (2/10/2022).
Lebih lanjut @RezqiWahyu_05 mengatakan bawha sekitar pukul 22.30 masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat dan pengeroyokan suporter terhadap aparat yang dianggap mengurung mereka di dalam stadion dengan puluhan tembakan gas air mata.
"Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali di luar stadion. Lebih tepatnya di sekitar tribun 2 Kanjuruhan," tambah @RezqiWahyu_05.
Saat itu, lanjut @RezqiWahyu_05, kondisi luar stadion Kanjuruhan sangat mencekam. Banyak supporter yang lemas bergelimpangan. Ditambah lagi dengan teriakan histeris dan tangisan wanita.
"Ada suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah. Batu, batako, besi dan bambu berterbangan," ungkapnya.
@RezqiWahyu_05 masih belum percaya menyaksikan saudara-saudaranya mengalami kondisi seperti itu. Menurutnya,
1 Oktober 2022 adalah titik terendahnya menjadi seorang suporter Arema.
"Selama saya jadi supporter Arema, Saya dikenalkan Arema oleh orangtua saya saat tahun 2007 hingga saat ini. Saya sangat terpukul dengan adanya insiden ini. Dan semoga kejadian ini adalah yang terakhir di semua cabang olahraga & hiburan, khususnya di sepak bola," harapnya.
Secara bathin, @RezqiWahyu_05 mengatakan bahwa ia merasa nelangsa poll dengan tragedi itu.
"Sumpah nelongso aku, bukan karena kekalahan lawan rival, tapi luwih nelongso maneh. Aku nyekseni (melihat) saudara-saudaraku dengan kondisi sing kyok ngono (yang seperti itu). Aku gak ngerti kudu getun opo, bersyukur dadi saksi pertandingan iki. Tapi sing jelas loro ati (sakit hati)," tuturnya.
Paska kerusuhan pertandingan Liga 1 BRI antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Minggu (2/10/2022) sampai dengan pukul 10.00 WIB, total jumlah korban jiwa mencapai 186 orang meninggal dunia.
Dengan demikian, Indonesia akan berada di dua besar pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah dunia. Bahkan, bila korban terus bertambah dan lebih dari tiga ratus orang, Indonesia akan menggeser negara Peru yang mencatatkan korban sebanyak 328 jiwa.
Akun Twitter @Aji_stwan pada Minggu (2/10/2022) memposting list yang berisi tentang tragedi kematian penonton bola di di 21 stadion dari beberapa negara.
Dari catatan tersebut, urutan pertama jumlah korban jiwa dalam persepakbolaan dunia terjadi di Peru pada 24 Mei 1964. Dalam pertatandingan yang digelar di Estadio Nacional Disaster, Ibukota Lima, Peru terdapat 328 jiwa. Kemudian di urutan kedua Accra Sport Stadium Disaster, Ibukota Accra, Ghana dengan jumlah korban sebanyak 126 korban jiwa. Peritiwa ini terjadi pada 9 Mei 2001.
Sedangkan di urutan terakhir, Alexandria Stadium Stampede, Northern Mesir pada 1 Januari 1999. Dalam peristiwa itu 11 orang jadi korban.
Tragedi Kanjuruhan akan tercatat dalam sejarah tragedi kematian dalam sepakbola dunia di urutan kedua dengan jumlah korban per hari ini 186 jiwa.
Dalam cuitannya, @Aji_stwan menyesalkan terjadi tragedi ini. Seharusnya, kata @Aji_stwan, dalam kejadian tahun 2022 ini, seharusnya aturan FIFA sudah lebih ketat ketimbang kejadian-kejadian yang sudah lampau itu.
"Dan parahnya, kalau di list itu kejadian dulu-dulu, Indonesia kejadiannya tahun 2022 dimana seharusnya aturan FIFA sudah lebih ketat dan lebih baik lagi. Tapi Negara Indonesia-ku. Ah sudahlah," cuitnya.
Dari informasi yang dihimpun, pada Sabtu 1 Oktober 2022 pukul 20.00 s.d 22.30 WIB, bertempat di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang di Jalan Trunojoyo, Desa Kedungpedaringan, Kepanjen, Kabupaten Malang telah dilaksanakan Pertandingan Pekan Ke-11 Kompetisi BRI Liga 1 Th 2022 antara Arema FC VS Persebaya Surabaya dengan Skor 2 - 3 yang diikuti kurang lebih 30.000 orang dan sempat menimbulkan kericuhan.
Dalam peritiwa itu, 289 orang menjadi korban. 186 orang di antaranya meninggal dunia.
Berikut catatan korban meninggal dunia:
1) RS Hasta Husada Kepanjen : 4 orang.
2) RS Wava Husada Kepanjen : 101 orang (termasuk Bripka Andik/Polsek Sumbergempol Polres Tulungagung)
3) RS Teja Husada Kepanjen : 34 orang.
4) RS Kanjuruhan Kepanjen : 21 orang.
5) RSI. Gondanglegi : 6 orang.
6) RS. Ben Mari Pakisaji : 1 orang
7) RSU. Pindad Turen.
8) RS. Salsabila DS. Jatikerto Kec. Kromengan : 4 orang
9) RS Saiful Anwar Kota Malang : 2 orang.
10) Klinik Saka Villa : 4 orang.
11) Mitra Delima : 4 orang.
12) Madiva Husada : 4 orang.
13) RS Hasta Brata Batu : 1 orang (Briptu Fajar Yoyok/Polsek Dongko Polres Trenggalek)
b. Dalam Perawatan : 89 orang.
1) RS Hasta Husada Kepanjen : 20 orang.
2) RS Wava Husada Kepanjen : 13 orang.
3) RS Kanjuruhan Kepanjen : 12 orang
4) RSI Gondanglegi : 25 orang
5) Puskesmas Gondanglegi : 6 orang
6) RS Ben Mari Pakisaji : 4 orang
7) RSU Pindad Turen : 3 orang
8) RS Salsabila DS. Jatikerto Kec. Kromengan : 4 orang
9) RSBK Turen : 1 orang
10) Anggota Polri 1 orang : Bripda Agmal Khan Muhammad (Sat Samapta Polres Trenggalek/RS Bhayangkara Batu).
c. Dirujuk RSA Kota Malang : 14 orang.
1) Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen : 13 orang.
2) Rumah Sakit Teja Husada Kepanjen : 1 orang.
Selain korban jiwa, terdapat juga kerugian materiil. 13 unit kendaraan rusak dan dibakar.
a. 3 unit Mobil Patroli Lantas Polres Malang Unit (rusak berat).
b. 1 unit Mobil Patwal Lantas Polrestabes Surabaya (dibakar).
c. 1 unit Mobil truck Brimob (dibakar).
d. 2 unit Mobil pribadi anggota (dibakar).
e. 2 unit Mobil K9 Polres Malang Kota (rusak berat).
f. 2 unit Mobil Patroli Polsek Pakis (rusak ringan).
g. 1 unit Mobil Patroli Polsek Singosari (rusak ringan).
h. 1 unit Mobil Truck Dalmas Polres Malang (rusak ringan).