ADVERTISEMENT

Anies Baswedan Akui Kalau Jokowi, Ahok dan Djarot Punya Andil Besar dalam Pembangunan Jakarta International Stadium

Minggu, 18 September 2022 17:35 WIB

Share
Penampakan Jakarta International Stadium(JIS) di waktu malam.(Foto: Aldi)
Penampakan Jakarta International Stadium(JIS) di waktu malam.(Foto: Aldi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pembangunan Jakarta international Stadium (JIS) di Jakarta Utara penuh dengan drama dan rintangan. Pasalnya stadion berstandar international tersebut banyak mendapatkan hambatan dari mulai kritikan yang terus digaungkan dua fraksi partai yang ada di lingkungan DPRD DKI seperti, PDIP dan PSI.

Tak hanya itu, pembangunan JIS ini juga menuai penolakan dari warga sekitar, khusunya warga Kampung Bayam.

Namun demikian, akhirnya stadion berkapasitas 87.000 orang itu dapat terbangun dan telah dinikmati warga Jakarta hingga daerah penyangga Ibu Kota.

Dan pada bulan Juli 2022, akhirnya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meresmikan stadion yang hari ini menjadi kebanggan warga Jakarta. 

Sempat sangat disayangkan, pagar pembatas tribun stadion JIS sempat roboh tepat pada saat grend launching stadion berlisensi FIFA tersebut.

Saat kejadian itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklarifikasi bahwa pagar tribun Jakarta International Stadium (JIS) yang roboh saat grand launching dikarenakan semangat dari supporter Persija Jakarta atau The Jakmania yang tak terbendung saat menonton klub kebanggaanya itu.

"Saya rasa tadi karena semangatnya yang luar biasa tinggi dan ini baru pertama digunakan," kata Anies.

Belum lama ini, PSSI mengatakan, JIS belum memenuhi kelayakan menggelar dua laga FIFA Matchday antara Indonesia versus Curacao. Dalam rencana awal, laga antara timnas Indonesia dan Curacao pada tanggal 24 dan 27 bulan ini sedianya digelar di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dan di JIS.

Namun pernyataan PSSI itu menjadi bulan-bulanan warganet setelah menyebut jika Jakarta International Stadium atau JIS tak layak menggelar pertandingan FIFA matchday. 

Tak tanggung-tanggung bahkan netizen menyebut jika PSSI telah kehilangan akal sehat dan diduga berpolitik lantaran menyebut jika JIS tak layak menggelar pertandingan FIFA matchday.

Hal itu dilihat dari sebuah unggahan gambar di akun Twitter @Aniesmania yang berisi nyir-nyiran netizen. Gambar tersebut berisi capture stadion yang disebut berstandar FIFA dan stadion JIS. 

Dalam colase foto tersebut juga berisi pemberitaan laman media terkait sikap PSSI yang menyebut Stadion JIS batal gelar laga timnas lantaran belum memenuhi kelayakan.

"Ketika stadion JIS yang sudah berstandar FIFA dibilang belum penuhi kelayakan oleh PSSI," ucap tulisan dalam colase foto yang viral di sosial media.

Lebih lanjut, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mengklaim bahwa Jakarta International Stadium (JIS) sebagai mahakarya yang dipersembahkan untuk Jakarta dan Indonesia. Anies mengatakan JIS dibangun seratus persen oleh anak bangsa Indonesia.

"Maha karya ini adalah seratus persen dibangun oleh anak-anak bangsa, dari keringat orang Indonesia yang dilahirkan dari rahim-rahim ibu orang Indonesia," kata Anies.

Namun, jika dibandingkan dengan keunggukan JIS dibandingkan dengan Gelora Bung Karno sangat terlihat. Adapun keunggulan yang terdapat di JIS yaitu:

1. Konsep Stadion

Project Director PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Iwan Takwin mengatakan, konsep Stadion JIS akan lebih baik dari Stadion GBK karena spesifikasi desainnya yang lebih baik. Tidak hanya sesuai standar sepakbola, stadion ini juga memenuhi standar konser musik dan hiburan lain. 

Ada juga berbagai fasilitas yang dapat dinikmati pengunjung stadion, seperti jogging track hingga bungee jumping. Beberapa konsultan asing yang mendesain berbagai stadion di Liga Primer didatangkan untuk membantu merancang desain stadion ini.

2. Stadion Ramah Lingkungan
Hal lain yang membuat proyek pembangunan JIS mendapat perhatian adalah sistem zero run-off yang menjadi bagian dari konsep ramah lingkungan stadion. Sistem zero run-off memungkinkan air hujan yang jatuh ke tanah dialirkan kembali melalui saluran air Jakarta Utara. 

Hal ini meminimalisir genangan yang kerap terbentuk pascahujan. Penggunaan rumput hybrid berjenis Zoysia Matrella dan rumput sintetis Limonta Mixto dikabarkan setara dengan rumput pada Stadion Allianz Arena yang telah memenuhi standar FIFA.

3. Retractable Roof 

JIS akan menjadi stadion pertama di Indonesia yang menggunakan sistem retractable roof atau stadion yang atapnya dapat dibuka atau ditutup. Hal ini memungkinkan penggunaan stadion secara optimal, tanpa terhalang kondisi cuaca. 

Berat atap yang mencapai 3.900 ton diangkat menggunakan mesin hydraulic jack yang tersebar di 16 titik stadion. Proses kompleks ini diklaim merupakan satu-satunya di Asia saat ini.

4. Kualitas Audio

Diklaim dapat digunakan untuk konser musik, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Widi Amanasto menuturkan JIS dilengkapi sound system berteknologi tinggi. Selain itu, penutup atap juga didesain dapat membuat audio dari sound system terdengar lebih jernih. Terlebih, sound system ini dirancang sepenuhnya oleh tangan-tangan terampil anak bangsa.

Sebagaimana diketahui, Jakarta International Stadium (JIS) memiliki sejarah panjang sebelum diresmikan kepada publik pada April 2022. Pembangunan stadion di Tanjung Priok, Jakarta Utara, ini melewati empat kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta.

Berdasarkan catatan, empat Gubernur DKI Jakarta memiliki peran masing-masing dalam pembangunan JIS. Proyek ini bermula pada 2008 saat Jakarta dipimpin Fauzi Bowo (Foke)

Lalu, lahan yang kini menjadi JIS dulunya merupakan kawasan Taman Bersih Manusia Wibawa (BMW) dengan luas total 66,6 hektare. Kawasan itu merupakan aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berasal dari utang penyediaan lahan fasilitas sosial dan fasilitas umum tujuh perusahaan swasta.

Pemprov DKI pun menggusur bangunan-bangunan liar di kawasan tersebut pada 24 Agustus 2008. Selanjutnya, Pemprov DKI berencana membangun stadion bertaraf internasional di Taman BMW itu.

Namun, rencana itu terhambat karena sengketa lahan. Rencana pembangunan stadion itu pun menguap.

Kemudian, di era kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi), rencana pembangunan stadion itu kembali terdengar. Apalagi, saat itu Pemprov DKI Jakarta menggusur Stadion Lebak Bulus dan mengubahnya menjadi depo mass rapid transit (MRT) fase 1 Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia.

Pemprov DKI pun mencari lahan untuk membangun stadion pengganti Lebak bulus. Kala itu, Taman BMW menjadi salah satu alternatif pengganti Stadion Lebak Bulus.

Jokowi mengklaim Pemprov DKI sudah mengurus bukti kepemilikan tanah dan mengajukan gugatan sengketa lahan.

Saat perencanaan itu, Jokowi juga menunjukkan dua sertifikat yang menandakan bahwa lahan di Taman BMW merupakan milik Pemprov DKI. Namun, pembangunan stadion bertaraf internasional tersebut tak kunjung terealisasi.

Kemudian, pada 2017, Djarot Saiful Hidayat yang saat itu memimpin DKI Jakarta kembali merencanakan pembangunan stadion di Taman BMW.

Politikus PDIP itu meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan club house dan fasilitas olahraga di kawasan yang akan menjadi lokasi stadion internasional di Taman BMW.

Djarot mengatakan Pemprov DKI memenangkan gugatan sengketa lahan di tingkat banding pada 2015. Pemprov DKI juga sudah mengantongi sertifikat hak pakai yang terbit 18 Agustus 2017.

Namun, lagi-lagi pembangunan stadion tersebut tak kunjung dimulai.

Anies Baswedan yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta mulai Oktober 2017 mengikuti langkah para pendahulunya dengan merencanakan pembangunan stadion bertaraf internasional tersebut.

Pada 14 Maret 2019, Anies pun memperkenalkan bahwa stadion yang akan dibangun ini bernama Jakarta International Stadium. Anies mengatakan bahwa gubernur-gubernur pendahulunya memiliki andil dalam pembangunan JIS.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu kemudian menugaskan BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk menggarap proyek tersebut. Setelah tiga tahun berjalan, JIS akhirnya rampung pada 2022.

Pada 19 April 2022, Anies menggelar peluncuran awal (soft launching) JIS. Saat itu, Anies mengatakan bahwa JIS merupakan bukti bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar.

"JIS menjadi salah satu dari deretan bukti bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar karena mampu mempersembahkan karya kolosal, karya yang tak hanya setaraf nasional, tapi juga mendunia," ujar Anies. 

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT