SERANG, POSKOTA.CO.ID - Keputusan pemerintah dalam menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat masyarakat mengelus dada.
Terutama masyarakat yang masuk kategori kalangan bawah. Mereka bertambah was-was lantaran harga kebutuhan pokok dikhawatirkan ikut naik.
Tidak heran memang, kenaikan harga BBM sudah menjadi rahasia umum akan menjadi pemicu kenaikan harga bahan pokok.
Bagi masyarakat yang serabutan, kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Apalagi, pendapatannya hanya mengandalkan dari jualan, bukan gaji.
Seperti yang dirasakan pedagang kue pancong di Kota Serang, Kari. Dia mengaku kaget pemerintah tiba-tiba menaikan harga BBM di siang hari.
Di sisi lain, dirinya merasa aneh saat melihat kendaraan putar balik di SPBU Sumur Pecung. Sebab saat itu, pihaknya belum mengetahui ada kenaikan harga BBM.
"Nggak tahu, pantesan di Pom bensin Sumur Pecung tutup," katanya saat ditemui di Jl Jendral Soedirman, Kota Serang, Sabtu 3 September 2022.
Pria asal Pandeglang itu khawatir kenaikan BBM berdampak pada pendapatan. Meskipun cara berjualannya bermodalkan jalan kaki dan tidak menggunakan kendaraan.
Menurutnya, pemerintah keterlaluan terhadap rakyat. Terlebih kondisi sejumlah bahan pokok sedang naik, salah satunya telur.
"Atu keterlaluan naik tiba-tiba, harusnya diomongin dulu," ujarnya.
Ia mengaku memiliki kendaraan motor yang selalu di simpan di rumahnya. Roda dua itu sengaja tidak dibawa agar hemat dalam operasional.
Dengan naiknya harga BBM, akan memperpanjang niat Kari tidak berani berjualan menggunakan motor lantaran akan habis di ongkos.
"Punya ada motor, di rumah (disimpan)," paparnya.
Kari hanya bisa pasrah dengan keputusan pemerintah yang menaikan BBM. Yang terpenting baginya, jualannya laku dan tidak mati dalam kelaparan.
Terlebih sebagai rakyat, dirinya tidak dapat berbuat banyak.
"Ya pasrah saja sebagai rakyat mah," keluhnya sambil mengerutkan jidat. (Bilal)