PAKISTAN, POSKOTA.CO.ID - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan diajukan untuk dikenai tuduhan terorisme.
Tuduhan ini dipicu tindakan Imran Khan yang mengadakan demonstrasi massal dalam usahanya kembali ke kekuasaan pasca digulingkan.
Pernyataan ini keluar dari pihak berwenang pada Senin (22/8/2022) seperti dikutip dari Associated Press.
Tuduhan terorisme muncul terkait pidato Imran Khan di Islamabad pada hari Sabtu di mana dia bersumpah menuntut sejumlah pejabat kepolisian dan seorang hakim perempuan.
Dia juga menyebutkan seorang pembantu dekatnya telah disiksa setelah penangkapannya.
Partai politik Imran Khan, Tehreek e Insaf, menerbitkan video daring yang menunjukkan para pendukungnya menjaga rumahnya untuk menghalangi polisi mencapainya.
Tehreek e Insaf memperingatkan bahwa mereka akan mengadakan demonstrasi nasional jika Imran Khan ditangkap.
Di bawah sistem hukum Pakistan, polisi mengajukan apa yang dikenal sebagai laporan informasi pertama tentang tersangka kepada seorang hakim, dan hakim itulah yang kemudian memutuskan apakah penyelidikan bisa dilakukan. Biasanya polisi kemudian menangkap dan menanyai tersangka.
Laporan terhadap Imran Khan mencakup kesaksian dari Hakim Ali Javed yang menyatakan berada di rapat umum Islamabad pada hari Sabtu dan mendengar Imran Khan melontarkan kritik pada inspektur jenderal polisi Pakistan dan seorang hakim lainnya.
Imran Khan dilaporkan mengatakan,“Kalian harus siap, kami juga akan mengambil tindakan terhadap kalian. Kalian semua pasti malu.''
Imran Khan bisa dikenai hukuman beberapa tahun penjara akibat tuduhan-tuduhan terkait ancamannya terhadap polisi dan hakim.
Namun sejauh ini dia tidak ditahan atas tuduhan-tuduhan lain yang lebih ringan yang dikenakan terhadapnya dalam kampanye-kampanye sebelumnya.
Kelompok advokasi Freedom House yang berbasis di Washington menyebutkan peradilan Pakistan memiliki sejarah politisasi dan memihak dalam perebutan kekuasaan antara militer, pemerintahan sipil, dan politisi oposisi.
Imran Khan berkuasa pada 2018 dan berjanji akan mencegah Pakistan kembali ke jalur politik dinasti.
Sementara lawannya berpendapat dia terpilih berkat bantuan kuat militer yang telah memerintah negara itu selama setengah dari 75 tahun sejarahnya. ***