Gegara Liputan Yang Bias, Media Jepang Dikecam Jemaat Gereja Unifikasi

Sabtu 20 Agu 2022, 17:00 WIB
Jemaat Gereja Unifikasi berunjuk rasa memprotes liputan media Jepang yang negatif tentang agama mereka di pusat kota Seoul Korea Selatan pada 18 Agustus 2022.

Jemaat Gereja Unifikasi berunjuk rasa memprotes liputan media Jepang yang negatif tentang agama mereka di pusat kota Seoul Korea Selatan pada 18 Agustus 2022.

KOREA SELATAN, POSKOTA.CO.ID - Liputan media Jepang yang negatif tentang Gereja Unifikasi menuai protes.

Gereja Unifikasi digambarkan negatif usai tersangka dalam pembunuhan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyalahkan gereja tersebut atas masalah yang dialami keluarganya.

Ribuan jemaat Gereja Unifikasi berunjuk rasa di Korea Selatan pada Kamis (18/8/2022).

Para pengunjuk rasa bersikeras bahwa laporan-laporan media Jepang didorong oleh para pakar, pengacara, dan pendeta Protestan yang anti Gereja Unifikasi yang tanpa dasar menyalahkan gereja itu atas kematian Shinzo Abe.

Sebagian besar pengunjuk rasa adalah orang Jepang yang menetap di Korea Selatan setelah menikahi pasangan Korea.

Mereka mengatakan bahwa laporan dan opini media semacam itu telah meresahkan para jemaat gereja itu di Jepang.

Situasi ini mengakibat mereka menghadapi penganiayaan sosial dan ketakutan akibat tekanan anggota keluarga untuk melepaskan keyakinan mereka.

Ada kasus di mana sejumlah jemaat Gereja Unifikasi di Jepang diculik atau dikurung yang dilakukan kerabat mereka dalam usaha mengubah keyakinan agama mereka.  

Kasus ekstrem melibatkan seorang pria bernama Toru Goto. Dia dikurung di sebuah apartemen di Tokyo selama lebih dari 12 tahun hingga 2008 sewaktu keluarganya berusaha memaksanya melepaskan keyakinannya itu.

Para pengunjuk rasa Seoul meneriakkan slogan-slogan yang mencela situasi di Jepang sebagai penindasan agama dan melambaikan poster-poster berbahasa Korea dan Jepang yang bertuliskan “Hentikan Serangan Atas Hak Asasi Manusia'' dan “Jangan Pernah Memaafkan Penculikan dan Pengurungan".

Gereja Unifikasi mengatakan ada sekitar 10 ribu anggota jemaat kelahiran Jepang yang saat ini tinggal di Korea Selatan setelah menikah dengan pasangan Korea. Aksi protes pada hari Kamis itu diikuti sekitar 4000 orang.

Para jemaat Gereja Unifikasi di Jepang dan hubungannya yang mendalam dengan politisi konservatif negara itu menjadi tema liputan media yang intens sejak pembunuhan Shinzo Abe pada 8 Juli.

Tersangka pembunuh Shinzo Abe, Tetsuya Yamagami, dilaporkan menarget mantan perdana menteri itu atas dugaan hubungannya dengan Gereja Unifikasi.

Tetsuya Yamagami membenci gereja itu karena dia yakin sumbangan besar ibunya ke gereja tersebut menghancurkan keluarganya. ***

Berita Terkait

News Update