ADVERTISEMENT

Thailand Selatan Bergolak Oleh Gelombang Pembakaran dan Pengeboman

Kamis, 18 Agustus 2022 17:00 WIB

Share
Perwira Thailand berdiri di samping tanker minyak yang terbakar di sebuah pompa bensin di provinsi Pattani Thailand pada 17 Agustus 2022.
Perwira Thailand berdiri di samping tanker minyak yang terbakar di sebuah pompa bensin di provinsi Pattani Thailand pada 17 Agustus 2022.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Jelas bahwa para pemberontak tetap berkomitmen untuk menggunakan kekerasan terhadap orang-orang, merusak kepercayaan terhadap ekonomi, menciptakan ketidakpastian, dan merusak sistem pemerintahan,” katanya.

Kapten Polisi Sarayuth Kotchawong mengatakan dia menerima laporan sesaat sebelum tengah malam bahwa seorang tersangka telah memasuki toko serba ada di sebuah pompa bensin di distrik Yaha Yala, meletakkan tas hitam di dalamnya dan memperingatkan para pekerja untuk pergi jika mereka tidak ingin mati. Para pekerja itu pergi sebelum tas meledak 10 menit kemudian.

Berbagai kelompok pemberontak selatan belum mengeluarkan tuntutan konsensus. Mereka adalah campuran bayangan dari para veteran separatis dan sering kali dipimpin secara longgar oleh kelompok militan muda yang kejam. Tujuan mereka berkisar dari otonomi yang lebih besar hingga kemerdekaan dengan sedikit indikasi terkait dengan gerakan jihad di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Indonesia dan Filipina.

Pembicaraan damai telah berlangsung selama beberapa tahun di bawah naungan pemerintah Malaysia antara pejabat Thailand dan Mara Patani, sebuah badan payung yang mewakili beberapa kelompok pemberontak. Pada Januari 2020, pejabat Thailand mengadakan pertemuan formal pertama mereka dalam beberapa tahun dengan perwakilan BRN.

Meskipun BRN dianggap sebagai kelompok separatis yang paling berpengaruh, anggota lokal beroperasi dengan otonomi tertentu. Mereka umumnya melakukan serangan tabrak lari seperti penembakan di jalan dan penyergapan dengan bom pinggir jalan. Mereka juga dikenal karena serangan terkoordinasi sesekali ketika berusaha membuat poin politik dengan unjuk kekuatan.

Terjadi pertumpahan darah besar-besaran sesekali. Pada November 2019, orang-orang bersenjata membunuh 15 sukarelawan pertahanan desa dan melukai lima personel keamanan dalam apa yang diyakini sebagai serangan paling mematikan terhadap pasukan pemerintah sejak pemberontakan separatis dimulai. ***

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT