ADVERTISEMENT

Taliban Rintangi Pendidikan Anak Perempuan, UNICEF: Sangat Mengecewakan

Selasa, 16 Agustus 2022 15:00 WIB

Share
Sekolah agama di Kabul yang diikuti anak perempuan Afghanistan tetap buka sejak Taliban mengambil alih negara tersebut.
Sekolah agama di Kabul yang diikuti anak perempuan Afghanistan tetap buka sejak Taliban mengambil alih negara tersebut.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

AFGHANISTAN, POSKOTA.CO.ID - Rintangan pendidikan bagi anak-anak perempuan yang dilakukan Taliban awal tahun ini menghilangkan 2,5 persen produk domestik bruto (PDB) Afghanistan.

Pernyataan ini datang dari Dana Anak-Anak PBB (UNICEF).

UNICEF menyebutkan “mengindikasikan bahwa Afghanistan tidak akan mampu meraih kembali PDB yang hilang selama transisi dan mencapai produktivitas potensialnya yang nyata tanpa memenuhi hak-hak anak perempuan untuk mengakses dan menyelesaikan pendidikan sekolah menengah.”

“Jika kelompok tiga juta anak perempuan yang sekarang ini dapat menyelesaikan pendidikan sekolah menengah mereka dan terjun ke pasar kerja, perempuan remaja dan dewasa akan berkontribusi sedikitnya $ 5,4 miliar bagi ekonomi Afghanistan.” Demikian pernyataan UNICEF pada Senin (15/8/2022) seperti dikutip dari VOA.

UNICEF mengatakan penghitungannya tidak memasukkan dampak non finansial dari menghalangi kesempatan anak-anak perempuan ke Pendidikan. Seperti kurangnya perempuan menjadi guru, dokter, dan perawat.

Situasi ini akan menyebabkan penurunan kehadiran anak-anak perempuan di sekolah dasar dan meningkatkan biaya kesehatan yang terkait dengan kehamilan remaja.

Perwakilan UNICEF Afghanistan Mohamed Ayoya mengomentari keputusan Taliban sebagai hal mengejutkan dan sangat mengecewakan.

Menurutnya, hal tersebut melanggar hak-hak dasar anak-anak perempuan untuk mendapatkan pendidikan.

“Ini membuat mereka terpapar pada kecemasan yang meningkat serta risiko eksploitasi dan pelecehan yang lebih besar. Termasuk perdagangan anak-anak, pernikahan dini, dan pernikahan paksa,” pungkas Mohamed Ayoya. ***

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT