ADVERTISEMENT
Selasa, 16 Agustus 2022 18:00 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
IRAN, POSKOTA.CO.ID - Serangan terhadap penulis novel “Ayat-Ayat Setan” atau “The Satanic Verses” menuai pelbagai reaksi di Iran.
Salman Rushdie menjadi target fatwa berusia puluhan tahun dari mendiang Pemimpin Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini yang menyerukan kematiannya.
Alasan Hadi Matar ketika menikam Salman Rushdie saat bersiap untuk berbicara di sebuah acara di barat New York pada Jumat malam (12/8/2022) itu masih belum jelas.
Pemerintah teokratis Iran dan media yang dikelola pemerintah tidak menetapkan motif serangan itu.
Dikutip dari Associated Press, sejumlah orang di Teheran Iran memuji serangan atas penulis yang mereka yakini menodai agama Islam dengan bukunya “Ayat-Ayat Setan” pada 1988.
“Saya tidak kenal Salman Rushdie tetapi saya senang mendengar bahwa dia diserang karena menghina Islam,” kata Reza Amiri, seorang pengantar barang berusia 27 tahun.
"Ini adalah nasib bagi siapa saja yang menghina kesucian."
Di sisi lain peristiwa ini dapat membuat Iran menjadi lebih terputus dari dunia.
“Saya merasa mereka yang melakukannya mencoba mengisolasi Iran,” kata Mahshid Barati, seorang guru geografi berusia 39 tahun. “Ini akan berdampak negatif pada hubungan dengan banyak orang. Bahkan Rusia dan Tiongkok.”
Khomeini, dalam kondisi kesehatan yang buruk pada tahun terakhir hidupnya pasca perang Iran - Irak pada 1980-an yang menghancurkan dan menghancurkan perekonomian negara, mengeluarkan fatwa terkait Salman Rushdie pada 1989.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT