ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Para guru di sekolah Ricks menghargai kehadiran Emmanuel.
"Tidak hanya semata manfaat bagi sekolah kami dari kejujurannya, dia juga penjaga gawang cadangan untuk tim sepak bola sekolah," kata Tamba Bangbeor. Emmanuel Tuloe adalah penggemar fanatik Chelsea yang bermain bersama para siswa yang sepantaran.
Teman-teman sekelas Emmanuel Tuloe juga menyambut kehadirannya di sana.
Bethlene Kelley, 11 tahun, menyebutnya "seorang teman baik di mana kami suka saling berbagi dan peduli, karena dia pendiam dan tidak banyak bicara. Dia loyal, respek dan jujur.”
Caleb Cooper, 12 tahun, menghargai Emmanuel atas perilakunya di ruangan kelas dan di asrama.
"Dia tidak mencuri barang teman-temannya," ungkapnya.
"Jika Emmanuel menemukan sesuatu yang bukan miliknya, dia melaporkannya kepada guru. Jika guru tidak ada, dia meletakkannya di meja mereka," tutur Caleb Cooper.
Kehidupan yang ditinggalkan Emmanuel Tuloe tidak membuat para tukang ojek iri dengan kehidupan barunya.
Salah satu dari mereka, Lawrence Fleming, 30 tahun, mengikuti kisah Emmanuel dengan seksama. Dia mengaku putus sekolah saat kelas sembilan.
"Untung Emmanuel sudah kembali bersekolah, kami bersyukur kepada Tuhan untuknya," katanya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT