Kebetulan hari itu dia tak ada job alias tak dapat kerjaan serabutan, sementara istrinya juga tak di rumah. Yang ada Cuma Santi adik iparnya. ABG itu langsung disergap dari belakang, dipaksa melayani kebutuhan biologisnya.
Kalau menolak tahu rasa, bakal wasalam jadi korban pembunuhan. Akhirnya Santi terpaksa pasrah, aset miliknya paling berharga direnggut oleh suami dari pada kakaknya.
Sejak itu sehari-hari Santi menjadi murung, meratapi dirinya yang sudah ternoda. Rupanya perilakunya ini menarik perhatian tantenya, sehingga ditanyakan gerangan apa yang telah terjadi. Awalnya Santi menjawab tak ada apa-apa. Tapi setelah didesak, akhirnya mengaku bahwa sebulan lalu diperkosa suami Mbak Entin.
Temuan itu dilaporkan tante kepada orangtua Santi. Tentu saja orangtua mencak-mencak, Bunadi dipanggil dan diomeli habis-habisan. Tapi dia berkolah bahwa sampai berbuat demikian gara-gara dikhianati oleh Entin yang kini punya PIL.
“Alah, alasan! Kecewa sama istri kok adik iparnya dibuat pelampisan. Nggak nyambung.” Ujar mertua wanita sambil menunjuk-nunjuk muka mantu celamitan.
Hari itu juga Bunadi dilaporkan ke polisi tanpa menunggu waktu lama langsung dijemput dan dijadikan tersangka. Dalam pemeriksaan alasannya tak berubah, dia sengaja memperkosa adik ipar untuk balas dendam pada istri yang tega punya selingkuhan.
Alah, ngaku saja cari gebedan baru nggak laku, kan? (GTS)