ADVERTISEMENT

Pengantin Pria Pilih Kabur Lantaran Jadi Korban ACT

Jumat, 22 Juli 2022 07:00 WIB

Share
Ilustrasi nah ini Dia.
Ilustrasi nah ini Dia.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SUNGGUH kasihan nasib gadis Purwanti (18), dari Banyuwangi (Jatim) ini. Baru sehari menikah, Sutomo, 25, pengantin pria (suaminya) pilih kabur tinggalkan istri yang sudah hamil 5 bulan. Rupanya Sutomo tak mau jadi korban ACT (Aksi Cemplak Terbanyak), kebijakan pamong desa untuk menyelamatkan Purwanti yang diperkosa rame-rame.

Kasus Sum Kuning di Yogya tahun 1970, rupanya kini jadi “yurisprodensi” generasi muda sekarang. Gadis penjual telur itu diperkosa rame-rame, termasuk anak pejabat setempat. Tapi sekarang, aksi brutal semacam itu terjadi di mana-mana. Bahkan ada lho, tadi bapaknya marah dengar anaknya memperkosa ABG. Tapi setelah melihat itu barang, bapaknya pun ikut nimbrung.

Agaknya gadis Purwanti dari Kecamatan Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi ini lebih sial ketimbang Sum Kuning 52 tahun lalu. Bila gadis Godean itu hanya semalam dan tak sampai hamil, Purwanti sampai berbadan dua akibat digilir bergantian sampai berhari-hari. Pamong desa tempat tinggal gadis malang itu pun kerepotan mencari solusi terbaik dan adil.

Kisahnya bermula ketika pelajar SMA itu berpacaran sama Sutomo warga Ragajampi. Sekitar 6 bulan lalu Purwanti diajak doi ke rumah temanya si Bowo, 23. Ternyata di situ ada pesta miras. Oleh Sutomo Purwanti diminta untuk ikut munum bir. Selesai minum diajak ke kamar, ternyata hanya untuk mengajaknya berhubungan intim. Karena dipaksa Purwanti pu tak bisa menolak.

Ternyata tuan rumah kepengin juga, dan lagi-lagi Purwanti tak bisa menolak. Ternyata ada teman Bowo yang bernama Iwan, 24, yang juga minta bagian. Begitulah, hampir semalam suntuk Purwanti diantri tiga remaja bemo (bejat moral) tersebut. Benar-benar Purwanti mengalami kodok kalung kupat, awak boyok sing gak kuat (baca: pinggang serasa mau putus).

Penderitaan Purwanti belum juga selesai. Sebab hari berikutnya dia dibawa Sutomo ke rumahnya. Karena kondisi sepi, untuk kesekian kalinya Purwanti dipaksa melayani Sutomo berkali-kali. Baru pada hari ketiga Purwanti diantar pulang dan diancam jangan cerita pada anggota keluarga.

Purwanti setia pada konsensus, tapi perut tempatnya usus, tak bisa diajak kompromi. Sebulan kemudian Purwanti hamil, tapi dia tak menyadari kecuali ada keluhan sering mual-mual dan kepengin yang asem-asem. Keluarga dan tetangga lama-lama curiga atas kelainan perut Purwanti. Saat dibawa ke Puskesmas diketahui bahwa gadis itu sudah dalam kondisi hamil 5 bulan.

Keluarga pun panik dan minta solusi pada pihak Kades. Maka Purwanti dipanggil dan diminta menceritakan kronologis aksi paksa hubungan biologis tersebut. Selanjutnya tiga pria yang pernah memperkosa Purwanti dipanggil satu persatu. Ternyata semua keterangan klop, kata Bowo dan Iwan, mereka menggauli Purwanti hanya dua kali; malam sekali, siang hari juga sekali. Tapi semuanya sesendok makan.

Kembali Purwanti dipanggil pamong desa, siapa inisiatornya dan siapa pula yang  mengambil porsi terbanyak. Ternyata dia menyebut Sutomo. Nah orang inilah naantinya yang akan ditekan untuk segera menikahi Purwanti. “Karena kamu pemegang saham mayoritas, jadi kamulah yang bertanggung jawab jadi suami Purwanti,” kata pihak pamong desa memberikan solusi. Sistem ACT inilah yang dinilainya paling adil.

Dengan sangat terpaksa Sutomo mau tanggung jawab dan berhasil menikah resmi dengan Purwanti. Tapi di lembah hatinya yang sedalam sumur resapan Jakarta, dia menolak dijadikan korban dengan mengacu sistem ACT. Yang menodai Purwanti 3 orang, kenapa yang diminta tanggungjawab hanya dirinya, mentang-mentang jadi pengguna paling sering.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT