ADVERTISEMENT

Suami Lapar Sepulang Kerja Istri Sibuk Telepon Eks Pacar

Selasa, 23 Agustus 2022 09:33 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

INI  sebenarnya salah Utami (28) kenapa mau dikawini pemabok dan tukang kawin. Baru menikah beberapa bulan, dia sudah digebuki Paridi, (41), gara-gara perut lapar tak disiapkan makan, karena istri sibuk telponan dengan eks pacar. Meski menyesal setelah KDRT, Paridi tetap ditahan di Polres Cirebon.

Meski sudah janda, cari suami harus selektif, jangan asal lelaki saja. Lihat akhlaknya, jangan cuma lihat penghasilannya. Bila seorang lelaki menikah sampai 4 kali, bisa ditebak, seperti apa kelakuan lelaki itu. Pastilah para istri tidak betah dan tak nyaman menjadi istrinya, karena kelakuan suami yang tidak terpuji. Maka jika menjadi bini tukang kawin dan pemabokan, ya siap-siap saja bila suasana rumah tangganya seperti di atas bara.

Nah, Utami warga Arjowinagun Kabupaten Cirebon, termasuk istri yang terlalu tergesa-gesa memilih suami. Padahal Presiden Jokowi sendiri sudah mengingatkan, “Aja kesusu!” Akhirnya dia menyesal sendiri, sebab Paridi ternyata bukan lelaki yang baik. Sebab selain tukang kawin, menikah ke-5 kalinya dengan Utami, juga punya kegemaran mabuk, sehingga dia layak masuk grup Pangunci (Paguyuban Ngunjuk Ciu), jika tinggal di mBekonang, Solo.

Dalam usia 41 tahun sekarang ini, Paridi sudah menikah 5 kali. Bila kawin pertama usia 30 tahunan, berarti istri-istrinya rata-rata hanya kuat selama 2 tahun mendampingi Paridi. Sebagaimana kata Utami, suaminya ini memang temperamental, mudah marah dan ringan tangan. Pemicunya mungkin, karena dia punya kegemaran minum bir sampai mabok. Bila sudah mabok, kepala orang rasanya seperti bola pingpong saja, kepengin namplek.

Ketika didekati Paridi, sesungguhnya Utami janda baru setahun. Lama-lama tahu bahwa lelaki ini sudah menikah 4 kali. Bukan duda cerai mati, tapi karena istrinya bergantian minta diceraikan, talak 3 juga nggak papa. Bila para mantan istri itu punya buku harian, hidup bersama Paridi tak pernah nyaman, harus siap-siap kena kemplang gara-gara pelayanan istri yang mengecewakan.

Tapi karena waktu itu Paridi berjanji bahwa Utami akan dijadikan istri terakhirnya, dia langsung tertarik. Jadi janda terlalu lama memang tidak baik, bisa mangsuk angin. Karenanya pinangan Paridi langsung diterima, dia yakin suaminya seperti burung merpati yang tak pernah ingkar janji. Padahal, itu kan hanya judul film, aslinya sih jangankan merpati, gubernur saja biasa ingkar janji kok.

Belakangan Utami sering telpon-telponan pada bekas pacar pertamanya dulu. Jika telpon pakai WA, lama banget mentang-mentang di rumah ada wifinya. Nggak tahulah apa yang dibahas, mungkin juga soal “Kekaisaran Sambo di Polri” yang kini sedang jadi topik. Gawatnya, meski ada suami, dia tak juga menghentikan pembicaraan. Jadi Paridi ini dianggap apa, cumplung iket-iketan kanjingan nyawa (baca: tengkorak hidup)?

Seperti yang terjadi belum lama ini, Paridi pulang kerja tak segera disiapkan nasi dan minum, tapi malah asyik telpon-telponan dengan mantan doi. Ketika maksa minta minum, eh dikasihnya dawet, memangnya Joko Tingkir apa? Suami yang sempat mampir mabuk-mabukan, emosinya semakin terpicu. “Telpon-telponan terus sama bekas pacar, kamu kan sudah punya suami.” Gebrak Paridi ke meja dan dilanjutkan menyita HP istrinya.

Tapi Utami ngeyelnya macam pengacara saja, sehingga Paridi tambah emosi. Istri langsung dihajar berulang kali dan kemudian diseret ke kamar mandi dan muka dilelepin ke air. Dengan napas tersengal-sengal dia dipaksa mengaku, yang ditelpon itu sekedar bekas pacar atau selingkuhan? “Selingkuhan, Pak. Selingkuhan.....!” kata Utami terus terang ketimbang mukanya dipaksa parkir di bak mandi.

Gara-gara dihajar suami, Utami jadi letoy bak tisue kena air. Paridi akhirnya kasihan juga sehingga istri dibawa ke RSUD Arjawinangun. Namun demikian keluarganya tak terima juga, sehingga si tukang kawin itu dilaporkan ke polisi Polres Cirebon. Paridi pun ditangkap dan mengakui akan segala perbuatannya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT