Pekerjaan konstruksi Rusia di Teluk Portovaya Rusia pada 9 April 2010.

Internasional

Pasokan Gas Rusia ke 12 Negara Berhenti, Bisa Kaya Ini Dampaknya

Sabtu 25 Jun 2022, 09:00 WIB

EROPA, POSKOTA.CO.ID - Pemotongan pasokan gas dari Rusia berdampak pada 12 negara Uni Eropa.

Keterangan ini disampaikan Kepala Kebijakan Iklim Uni Eropa Frans Timmermans pada Kamis (23/6/2022).

Dia mengatakan 10 dari 27 negara anggota Uni Eropa telah mengeluarkan peringatan dini terkait pasokan gas. Yang pertama dan paling parah dari tiga tingkat krisis diidentifikasi dalam keamanan Uni Eropa peraturan pasokan energi.

Negara-negara Uni Eropa diharuskan memiliki rencana tentang bagaimana mereka akan mengelola gangguan pasokan di tiga tingkat.

Mempertimbangkan Energi Konvensional

Sejumlah perusahaan Jerman yang menggerakkan perekonomian negara tersebut tengah mempertimbangkan untuk mengalihkan sumber energinya ke sumber-sumber energi kotor yang tidak terpikirkan sebelumnya seiring dengan akan habisnya pasokan gas dari Moskow.

Pengurangan pasokan gas dari Rusia telah mempercepat upaya di seluruh industri di Jerman untuk menemukan alternatif agar pabrik tetap berjalan dan membatasi biaya yang harus dikeluarkan.

Perusahaan raksasa kimia BASF sedang mencari tahu pabrik mana yang dapat memangkas produksi terlebih dahulu dan saingannya Lanxess kemungkinan menunda penutupan beberapa pembangkit listrik tenaga batu bara.

Perusahaan gas Gazprom memangkas aliran gas melalui pipa Nord Stream 1 dari Rusia ke Jerman sebesar 60 persen pada pekan lalu.

Pemasok energi Proctor & Gamble, Kelheim Fiber, mempertimbangkan keputusan untuk menghabiskan jutaan dolar untuk mengalihkan pembangkit listrik tenaga gasnya menuju penggunaan minyak untuk menjaga agar pembangkit tersebut dapat tetap beroperasi.

Pabrik peleburan tembaga top Aurubis Eropa mengatakan pihaknya juga tengah mencari energi pengganti. Namun rencana mengadaptasi pembangkit listrik seperti yang dilakukan perusahaan lain dinilai mahal dan memakan banyak waktu.

Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk di antara perusahaan-perusahaan padat energi di negara itu yang membayar 17 miliar euro untuk energi setiap tahun.

Ketika invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari maka pabrik-pabrik tersebut fokus pada pengurangan emisi karbon yang sejalan dengan upaya Jerman untuk memenuhi tujuan iklim Uni Eropa.

Namun prioritas utamanya beralih ke isu kelangsungan hidup bahkan jika itu berarti perlambatan dalam upaya untuk mengatasi pemanasan global.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, seorang anggota Partai Hijau, mengatakan ketergantungan yang lebih tinggi pada batu bara sebagai sumber energi akan menyebabkan jejak karbon Jerman tumbuh.

Pembakaran minyak untuk menghasilkan listrik, seperti batu bara, menimbulkan polusi yang banyak dan sebagian besar praktik tersebut telah dihapus dari Eropa sejak satu dekade lalu.

Dampak Krisis Pasokan Gas

Minyak dan gas secara historis mempunyai harga yang lebih mahal. Batu bara dinilai sebagai cara termurah untuk mengoperasikan pembangkit listrik. Namun saat ini semua energi mahal dan kondisi pasar yang tidak stabil membuat perhitungan menjadi sangat sulit. Harga listrik dan gas Eropa telah mencapai rekor akibat munculnya kekhawatiran atas invasi Rusia ke Ukraina.

Sejauh ini, Jerman telah mengaktifkan tahap peringatan dini pertama dari rencana tiga tahap untuk mengatasi krisis pasokan gas.

Regulator energi negara itu pada Selasa (22/6/2022) menguraikan rencana untuk memotong penggunaan gas industri melalui sistem tender yang akan mendorong produsen untuk mengkonsumsi lebih sedikit.

"Ratusan ribu perusahaan sedang mengerjakan ini penghematan energi," kata Presiden Asosiasi Industri Jerman (BDI) Siegfried Russwurm.

BASF, perusahaan kimia terbesar di dunia berdasarkan penjualan, sedang mengerjakan rencana darurat untuk Ludwigshafen, konsumen listrik industri terbesar di Jerman yang menyumbang lebih dari 1 persen dari total permintaan negara itu.

Asalkan pasokan tidak turun di bawah 50 persen dari permintaan gas alam maksimum dari lokasi industri tersebut, BASF dapat terus mengoperasikan Ludwigshafen. Ini mencakup sekitar 200 lokasi produksi dan membutuhkan 6 terawat jam listrik setiap tahun, tetapi dengan kapasitas yang berkurang.

Pengurangan yang tepat akan tergantung pada ketersediaan gas serta minyak sebagai pengganti. BASF mengatakan jika pasokan turun secara signifikan di bawah 50 persen selama periode yang berkelanjutan maka perusahaan harus menutup kegiatan produksi.

BASF akan memprioritaskan pabrik mana yang akan dimatikan terlebih dahulu akan mengikuti diskusi dengan pelanggan dan politisi seraya menambahkan bahwa beberapa produknya merupakan produk penting untuk membuat makanan, industri farmasi, dan pembuat mobil.

Sementara managemen produsen bahan kimia khusus yang lebih kecil, Lanxess, yang dipisahkan dari usaha Bayer pada 2005 mencari cara untuk mencegah penutupan.

Salah satu opsinya adalah kemungkinan penundaan rencana penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara yang masih beroperasi di lokasi Jermannya di Leverkusen dan Krefeld. Ini akan merusak jejak karbonnya.

"Tetapi jika kami menetapkan harga produk kami keluar dari pasar maka kami harus menutup pabrik dan ratusan pekerjaan terancam." ***

Tags:
rusiaUni Eropapasokan energiKetergantungan Energiekonomi-global

Reporter

Administrator

Editor