Geledah Kantor Pusat Khilafatul Muslimin, Penyidik Temukan Sejumlah Dokumen Terkait Khilafah, NII Hingga ISIS
Penyidik menemukan sejumlah buku dan dokumen terkait Khilafah, NII hingga, ISIS.
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Polda Metro Jaya menggeledah kantor pusat organisasi Khilafatul Muslimin yang terletak di Teluk Betung Utara, Bandar Lampung, Lampung, usai menanngkap sosok pemimpin tertinggi, yakni Abdul Qadir Hasan Baraja, pada lusa (7/6/2022) lalu.
Kepla Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Endra Zulpan mengatakan, dalam giat tersebut, tim penyidik menemukan sejumlah buku dan dokumen terkait Khilafah hingga organisasi-organisasi yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Ditemukan buku dan dokumen terkait NII hingga, ISIS.
"Temuan yang kita peroleh di kantor pusat Khilafatul Muslimin di Lampung, berupa buku dan dokumen, di antaranya terkait dengan Khilafah, Negara Islam Indonesia (NII), dan Juga Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)," kata Zulpan kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Kamis (9/6/2022).
Zulpan melanjutkan, atas temua tersebut, tim penyidik langsung melakukan pendalaman guna mengembangkan lebih lanjut kesinambungan temuan dengan perkara yang telah diselediki ini, khususnya terkait dengan organisasi Khilafatul Muslimin.
"Saat ini temuan tersebut telah didalami oleh tim penyidik dari Polda Metro Jaya guna dikembangkan terkait dengan kasus ini, khususnya terkait dengan paham-paham yang bertenyangan dengan ideologi Pancasila yang coba dikembangkan oleh organisasi masyarakat (ormas) ini," ujar dia.
"Jadi, terkait dengan berapa banyak jumlah temuan itu, saat ini tim masih memilah-milah. Intinya, temuan tersebut berkaitan dengan tiga hal itu, yakni NII, ISIS, dan Khilafah," sambung mantan Kapolsek Metro Gambir itu.
Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, polisi membuka kans adanya pelaku lain dalam pengungkapan perkara organisasi Khilafatul Muslimin.
"Saat ini proses penyidikan oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya masih berjalan. Kita masih terus melakukan pendalaman, kita lakukan penelusuran terkait siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut, dan juga kemungkinan bisa berkembang. Seperti yang dikatakan Dirreskrimum Polda Metro Jaya, masih bisa berkembang pelaku lainnya. Tetapi ini masih proses," ujar Ramadhan kepada awak media, Kamis (9/6/2022).
"Tentunya, kami akan memproses apabila ada pihak lain yang memiliki keterkaitan dengan perkara ini," sambung dia.
Jenderal polisi berbintang satu itu menjelaskan, ihwal giat penangkapan pentolan organisasi Khilafatul Muslimin yang dilakukan pihaknya di sejumlah wilayah Tanah air, merupakan hal yang berkesinambungan satu sama lain.
Sebab menurutnya, dari penangkapan tersebut, terungkap sebuah fakta bahwa mereka (Khilafatul Muslimin) bukan hanya melakukan aksi konvoi kendaraan saja. Namun, juga mengajak masyarakat untuk mengikuti mereka menganut ideoligi Khilafah.
"Jadi kegiatan Khilafatul Muslimin itu bukan hanya di Cawang Jakarta Timur, juga di Brebes, kemudian di Surabaya itu bukan hanya konvoi saja. Tetapi, dalam konvoi itu mereka menyebarkan brosur dan selebaran yang memuat ajakan-ajakan untuk mengikuti Khilafatul Muslimin atau menuding Khilafah," jelas Ramadhan.
Mantan Kapolres Palu itu juga menambahkan, terkait dengan sumber dana yang didapat organisasi Khilafatul Muslimin untuk menjalankan operasional organisasi, disebut didulang dari pihak internal dan eksternal.
"Terkait dengan aliran dana, yang diketahui penggalangan dana yang sudah pasti adalah internal mereka. Artinya, disebarkan melalui kotak amal sesama mereka pada kegiatan Majelis. Jadi baru internal," ungkap dia.
Sementara untuk dana dari luar atau eksternal, ujarnya, hingga saat ini hal tersebut masih didalami oleh Kepolisian apakah organisasi Khilafatul Muslimin juga mendulang sumber dana dari pihak luar.
"Terkait dengan sumber dana dari luar, apakah ada sumber dana eksternal yang mendukung untuk kegiatan organisasi Khilafatul Muslimin, ini masih kita tracing. Kita akan telusuri apakah ada sumber-sumber luar yang mendukung kegiatan itu," papar mantan Kabag Penum Divisi Humas Polri itu.
"Yang perlu kita pahami, bahwa Polri harus menjaga keutuhan bangsa ini, menjaga agar tidak terjadi perpecahan bangsa, tidak ada ideologi selain ideologi Pancasila," pungkas Alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991 itu. (Adam)