DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Menjadi ulama merupakan cita-cita awal Farhan Arif Sumawiharja. Namun, cita-citanya tersebut ia urungkan hingga kemudian beralih menjadi polisi. Tujuannya tetap sama, yakni agar bisa berguna bagi banyak orang.
Iptu Farhan, begitu ia akrab disapa. Kepala Unit Registrasi dan Identifikasi (Kanit Regident) Satlantas Polres Metro Depok ini merupakan alumni taruna Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 2017.
Sewaktu mendaftarkan diri menjadi polisi, Iptu Farhan masih berstatus santri Pondok Pesantren (Ponpes) Daarel Qolam, Balaraja, Tangerang.
Sempat ada keinginan untuk melanjutkan kuliah ke Mesir, namun Iptu Farhan akhirnya menetapkan diri sebagai pengabdi negara dengan menjadi polisi ketika masih mondok sekitar akhir 2012.
Hal itu juga berkat adanya dorongan orang tua yang menginginkan Farhan mendaftar menjadi polisi. Farhan pun teringat, ada pepatah prestasi seorang anak dapat dicapai bukan semata karena kuliah dan memiliki banyak uang, tetapi karena berbakti kepada kedua orang tua.
"Dari pepatah tersebut akhirnya lebih milih masuk polisi pada tahun 2013 ketimbang kuliah ke Mesir. Lalu lulus Akpol 2017 sebagai satu-satunya orang berasal dari santri pondok pesantren waktu itu," kata Iptu Farhan saat berbincang dengan Poskota.co.id di ruang kerjanya.
Ada pesan menarik yang menjadi pegangan Iptu Farhan dalam membulatkan tekadnya menjadi polisi. Pria yang saat ini tengah menantikan kelahiran putra keduanya bersama sang istri, Shinta Rohmatun Nikma, mengungkapkan, pesan tersebut ia dapat dari seorang kiai.
"Ada omongan seorang kiai, santri dan kiai dapat mengubah masyarakat dengan lisan, namun jika menjadi polisi dapat mengubah masyarakat menjadi lebih baik dengan kewengannya," ujarnya.
Dari 230 orang yang mengikuti tes seleksi Polri dengan pendaftaran daerah Banten, Iptu Farhan merupakan satu-satunya calon berlatar belakang pendidikan pesantren.
Bekal yang ia dapat dari menjadi santri itu ternyata membantu dirinya meraih prestasi membanggakan saat menjalani pendidikan taruna polisi.
"Masa pendidikan taruna polisi tahun 2015 mengikuti lomba makalah ilmiah Al Quran di daerah Jawa Tengah, sebagai perwakilan Akpol merebut juara 1. Sewaktu mempresentasikan makalah di depan umum mempergunakan bahasa Arab," tuturnya.
Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Letkol Laut Ahmad Yani dan Nur Badriah ini meski berasal dari santri pondok pesantren, dapat bersaing dengan taruna lainnya.
"Bapak dari TNI Angkatan Laut dan ibu guru, meski anaknya dari santri pondok pesantren dapat bersaing. Pada tahun 2016 mewakili Provinsi Jawa Tengah mengikuti event MTQ Nasional XXVI di Lombok, dan menyabet juara Harapan 2 dari 34 provinsi se-Indonesia, pada waktu masih menjadi taruna," bebernya lagi.
Iptu Farhan melanjutkan, dengan segala yang telah ia jalankan sejauh ini sebagai polisi, rupanya sejalan dengan cita-cita awalnya, yakni dapat menebarkan kebaikan.
"Bagi para santri di pesantren jangan membatasi jiwamu dan ragamu tidak dengan pikiranmu," tambah Iptu Farhan yang juga pernah menjadi staf pribadi Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin.
Lihat juga video “Bahaya Banget! Tak Kuat Menanjak, Truk Kontainer ini Terguling di Jalan Layang Grogol Jakarta Barat”. (youtube/poskota)
Keliling Dunia
Disinggung soal pengalaman menariknya selama menjadi staf pribadi Wapres Ma'ruf Amin, Iptu Farhan teringat akan kenangannya selama delapan bulan ikut berkeliling mengunjungi sejumlah negara di dunia.
"Selama delapan bulan itu kami mencoba mencari pengalaman dan sama-sama berguru," tutup Farhan yang memiliki hobi sepak bola dan juga peraih juara 1 Musabaqah Maqalah Ilmiah Alquran Tingkat Provinsi Jateng. (angga)