"Ada yang bilang penundaan adalah bagian dari marketing, sebetulnya tidak juga, karena memang momennya dalam tanda kutip 'pas'. Mereka mau tayang, tapi karena pandemi, jadinya banyak larangan," jelas Igak.
3. Tidak Banyak Film Indonesia yang Muncul
Saat penayangan perdana Sabtu (30/4/2022) lalu, Igak menjelaskan tidak banyak film Indonesia yang muncul.
Sehingga momentum tersebut sangat menguntungkan KKN di Desa Penari.
Alhasil, penonton membludak, hanya demi menyaksikan film tersebut.
Ketertarikan Masyakarat Indonesia akan Tema Horor
Selain tiga faktor di atas, Igak juga menjelaskan tema horor dapat dijadikan sebuah pasar.
Hal ini bisa digali secara terus-menerus, sehingga film horor akan selalu ditonton oleh banyak orang.
"Katakanlah orang Bali dengan kekuatan magisnya, maka mereka dekat secara personal," tutur Igak.
"Termasuk setan-setan seperti kuntilanak, genderuwo, pocong serta tuyul. Itu bagian dari mitos dari kepercayaan, karena kita tahu, jadi bakal berbagi kedekatan secara psikologis juga," tambahnya.
Dosen Kajian Sinema Unair itu memarkan alasan lain mengapa film horor begitu digemari masyarakat.
"Ending film horor akan sama, misalnya dalam KKN di Desa Penari, kita merasakan rasa takut, terkejut jika setannya muncul," ujar Igak.