THAILAND, POSKOTA.CO.ID - Amerika Serikat hendak membangun aliansi dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk melawan Tiongkok.
Rencana AS ini disebut sebagai "Strategi Indo-Pasifik".
Pakar Studi ASEAN Yang Baoyun menilai rencana AS ini tidak akan berhasil dilakukan di kawasan tersebut.
ASEAN sejak didirikan menganut sikap kebijakan luar negeri yang netral dan terus berpegang teguh pada posisi tersebut terutama di saat ketegangan geopolitik meningkat.
Hal ini semakin menonjol dengan tindakan AS mengadvokasi persaingan strategis dengan Tiongkok dan perubahan dramatis dalam lanskap keamanan Eropa.
Profesor di Universitas Thammasat Thailand ini dalam wawancara dengan Xinhua baru-baru ini menyebutkan keengganan anggota ASEAN untuk memihak adalah alasan upaya AS membangun aliansi dengan ASEAN untuk melawan Tiongkok akan gagal.
Dia mengatakan pemulihan perekonomian yang terdampak pandemi kini menjadi prioritas dari agenda kebijakan negara-negara ASEAN.
Penjajakan "Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik" AS sempat menarik minat banyak negara ASEAN. Tetapi mereka kecewa karena melihat sedikit kejelasan terkait kerangka kerja tersebut dalam KTT AS-ASEAN yang diadakan di Washington pekan lalu.
ASEAN selama beberapa tahun terakhir prihatin dengan kurangnya perhatian AS ke kawasan itu tanpa keterlibatan ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan maupun input keuangan yang memadai dari Washington.
ASEAN juga tidak memiliki pandangan yang serupa dengan AS dalam berbagai isu. Termasuk pendekatan AS untuk menangani urusan regional, kerja sama ekonomi regional, dan hak asasi manusia.
Yang Baoyun mengatakan hubungan ASEAN dengan Tiongkok dan kerja sama ekonomi bilateral yang berkembang membawa manfaat nyata bagi pembangunan sosial dan ekonomi negara-negara anggota ASEAN serta kesejahteraan rakyat mereka.
"Dalam hal ini pulalah upaya AS membangun aliansi ASEAN untuk melawan Tiongkok akan menemui jalan buntu," pungkas Yang Baoyun. ***