Polisi Sebut Penanganan Arus Balik Lebih Berat dari Arus Mudik

Jumat 06 Mei 2022, 08:46 WIB
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Sambodo Purnomo Yogo.(Adam)

Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Sambodo Purnomo Yogo.(Adam)

JAKARTA, POSKOTA. CO.ID - Dalam beberapa hari ke depan, polisi, khususnya polisi lalu lintas (polantas) bakal menghadapi rintangan yang cukup berat, yakni penanganan arus balik yang disebut lebih membutuhkan tenaga dan mental yang ekstra dalam menghadapinya.

Terkait hal tersebut, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sambodo Purnomo Yogo menjelaskan, menangani arus balik tidak sama dengan menangani arus mudik.

Sebab, di arus balik semua kendaraan yang sebelumnya terpecah di beberapa jalur bakal bertemu di salah satu titik yang akan menuju suatu wilayah.

"Pada saat arus balik, itu semua kendaraan yang dari arah timur maupun barat, semuanya akan bermuara di Jakarta," kata Sambodo dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Kamis (5/5/2022).

"Pada saat one way arus mudik, itu jalur sudah terpecah, misalnya 60 persen ke arah Jawa Tengah (Jateng) dan 40 persen lainya ke arah Bandung atau sebagian wilayah Jawa Barat (Jabar). Terlebih, di wilayah Jateng sebagian kendaraan itu juga bakal terpecah di exit Tol Cirebon dan sebagainya," sambungnya.

Dia mengatakan, semenjak H-10 hingga H+2 Lebaran, pihaknya mencatat ada sebanyak 2,1 juta kendaraan yang meninggalkan Jakarta dengan perincian 743 ribu kendaraan meninggalkan Jakarta melalui Tol Jakarta-Cikampek, 383 ribu kendaraan melalui Gerbang Tol (GT) Kalihurip Utama (Kalitama), melalui GT Cikupa 579 ribu kendaraan, dan melalui GT Ciawi sebanyak 405 ribu.

"Beban terberat saat arus balik nanti itu berada di pintu masuk Jakarta. Kami jumlahkan kendaraan yang berasal dari Jabar dan Jawa Tengah (Jateng) yang menuju Jakarta melalui GT Cikarang Utama (Cikatama) itu kurang lebih ada 1,2 juta kendaraan. Dan kendaraan tersebut akan melalui GT Halim sebagai pintu masuk dari arah timur Kota Jakarta," ucapnya.

Mantan Kasatlantas Polrestabes Bandung itu melanjutkan, saat ini yang bisa dilakukan Kepolisian adalah melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengurai kemacetan dan kepadatan yang disebabkan oleh meningkatnya volume arus kendaraan.

"Kemacetan akibat kepadatan peningkatan volume arus lalu lintas tidak mungkin bisa dihindarkan. Tetapi, yang kami lakukan adalah bagaimana cara mengelola kemacetan tersebut, sehingga bisa memberikan kepastian bagi masyarakat, tidak menimbulkan frustasi, dan komplain dari masyarakat. Kami akan belajar dari kejadian-kejadian saat penerapan one way arus mudik kemarin," papar dia.

Mantan Dirbinmas Polda Metro Jaya itu menambahkan, sejauh ini pihaknya telah memperkirakan akan ada sebanyak 269.000 lebih kendaraan yang akan tiba di Jakarta pada puncak arus balik 8 Mei mendatang. Dari jumlah tersebut, 174.000 di antaranya disebut akan memasuki Jakarta dari arah timur.

"Pada hari ini diperkirakan akam ada 10.000 kendaraan per jam yang akan masuk ke Jakarta. 10.000 kendaraan itu yang harus kita kelola agar tidak menimbulkan kemacetan," kata Sambodo.

"Artinya, dari arah timur yang menuju Jakarta sudah mulai ada peningkatan sehingga kemudian diperlakukan adanya rekayasa lalin contraflow," tambah Sambodo.

Terkait dengan rekayasa lalin one way, ucap Sambodo, saat ini masih belum diberlakukan mengingat sifatnya yang situasional.

"Tetapi sesuai jadwal, besok pukul 14.00 WIB itu akan dilaksanakan pelepasan one way arus balik dari Gerbang Tol (GT) Kalikangkung sampai ke KM 47," tuturnya.

"Sehingga kami juga harus berjaga-jaga disetiap titik untuk menampung arus yang nanti akan datang dari arah timur. Kalau besok one way dari Kalikangkunh sampai KM 47 diberlakukan, maka yang ke arah timur akan dikeluarkan di GT Karawang Barat untuk menampung yang dari arah timur one way," sambung Sambodo.

Sambodo menerangkan, apabila esok pemberlakuan one way akan diteruskan hingga ke GT Halim, maka pihaknya akan melakukan rekayasa lalin di Tol Dalam Kota, dimana kendaraan yang melintas ke arah timur akan dikeluarkan di GT Cawang.

"Di Cawang akan kita tutup semua, akan kita keluarkan. Nanti pengendara bisa ke arah Tanjung Priok atau Jagorawi, dan saat berbarengan dengan ditutupnya Cawang, maka sekuruh GT yang menuju ke Cikampek akan kita tutup juga karena arus menerima one way dari Semarang sampai dengan masuk ke Jakarta," papar dia.

Sambodo menjelaskan, hal itu dilakukan lantaran GT Halim tak cukup untuk menampung volume kendaraan yang akan masuk ke Jakarta.

"Kami akan membuat skema untuk mengurangi beban di GT Halim. Kami telah melakukan survey dan kerjasama sengan Jasamarga untuk membuat pintu-pintu masuk ke Tol Cikampek itu kemudian bisa dijadikan sebagai pintu keluar," lanjutnya.

"Contoh dari Bekasi Barat yang menuju arah Cikampek kita tutup, tapi orang yang jalur sebelah kanan itu kalau dia mau keluar ke Bekasi Barat dia tidak perlu keluar ke Halim dulu. Dia bisa langsung keluar memalui jalur exit. Jadi, yang keluar saat rekayasa lalin nanti bisa menjadi entrance," tukas Sambodo.

Lebih lanjut, Sambodo mengimbau, kepada masyarakat untuk tidak meragu saat akan keluar lajur ketika mengambil lajur kanan Tol pada penerapan skema lalin one way.

"Tidak usah memaksa ke kiri dulu baru keluar, untuk nanti dari kanan pun bisa keluar melalui jalur-jalur yang tadinya untuk exit. Nanti di jalur-jalur itu kita akan tempatkan juga rambu-rambu petunjuk. Nanti rambunya akan terlihat searah ketika pemberlakuan skema one way," tandas dia. (Adam).

Berita Terkait

News Update