JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Banyak warga yang memilih naik bus melalui terminal tidak resmi atau yang biasa disebut dengan terminal bayangan.
Terminal bayangan tersebut diduga masih menjadi minat masyarakat untuk naik bus Antar Kota Antat Provinsi (AKAP).
Kepala Sudin Perhubungan (Kasudinhub) Jakarta Barat, Erwansyah mengatakan bus-bus yang beroperasi di terminal bayangan, masih memiliki pelanggannya tersendiri.
"Bus di terminal bayangan rata-rata juga sudah punya penumpang tetap. Mereka punya pelanggannya sendiri. Karena masyarakat itu biasanya kalau suka satu PO, bakal naik itu terus," ujarnya dikonfirmasi Rabu (20/4/2022).
Padahal, kata Erwansyah, calon penumpang yang naik bus melalui terminal bayangan cukup merugikan.
Selain bus belum teruji kelayakan untuk beroperasi, harga tiket di terminal bayangan juga bisa naik dan turun tanpa terpantau pemerintah.
Alasan penumpang lebih memilih terminal bayangan dibandingkan terminal resmi adalah karena lokasi terminal bayangan yang dinilai lebih dekat dari rumah.
"Penumpang kan rata-rata mau yang praktis saja, cari yang dekat dari rumah. Masyarakat mau yang dekat dari rumah, makanya memilih terminal bayangan," kata Erwansyah.
Selain itu, Erwansyah juga menyoroti tingkat kepercayaan masyarakat kepada citra terminal resmi. Sebab, terminal resmi memiliki citra yang kurang baik.
"Misalkan banyak calo, fasilitas juga ada yang masih kurang bagus seperti toilet dan ruang tunggu. Meskipun saat ini sudah berbenah menjadi lebih baik, namun citra di masyatakat masih melekat," paparnya.
Padahal, lanjut dia, pemerintah dan pengelola terminal pun sudah sejak lama berbenah dalam meningkatkan keamanan dan kenyamanan untuk penumpang di terminal resmi. Sudah berupaya membersihkan calo.
"Sekarang sudah berbenah. Sekarang calo sudah tidak ada, tarik-menarik juga tidak ada. Fasilitas juga semakin baik, semakin nyaman. Memang, harus pelan-pelan kita benahi bersama," ucap Erwansyah.
Terminal Bus Kalideres Ubah Citra Negatif
Berbagai upaya dilakukan untuk merubah stigma masyarakat tentang kondisi di terminal yang dikenal urak-urakan. Salah satunya dilakukan oleh paguyuban terminal bus Kalideres, Jakarta Barat.
Demi merubah pandangan negatif masyarakat tentang terminal, paguyuban terminal Kalideres dibentuk untuk melakukan pembehanan di kawasan terminal.
Wakil Ketua Paguyuban terminal Kalideres, Gal Aritonang mengatakan salah satu upaya yang dilakukan yaitu pemakaian seragan batik yang dilakukan setiap hari Jumat.
Sementara pada hari lainnya, seluruh petugas baik dari petugas PO, maupun sopir diwajibkan untuk memakai seragam. Hal itu dilakukan demi memberikan kenyamanan kepada penumpang.
"Kita sudah berjalan kurang lebih satu bulan. Selain itu petugas yang ada di kawasan terminal wajib memakai sepatu," ujarnya kepada Poskota saat diemui, Selasa (8/3/2022).
Menurut Gal, paguyuban tersebut telah dibentuk sekitar sebulan yang lalu. Adapun paguyuban terminal sengaja dibentuk untuk mengubah kondisi terminal agar terlihat lebib rapi dan nyaman.
Sehingga diharapkan, dengan dibentuknya paguyuban ini, maka kondisi terminal bisa lebih teratur dan diharapkan dapat menjadi percontohan bagi terminal lain.
"Kita sama-sama mulai dari akar rumput membangun terminal ini bagaimana senyamannya mungkin, terus visi misi kami juga terminal Kalideres akan menjadi percontohan di seluruh Indonesia," paparnya.
Nantinya, lanjut Gal, pihaknya sedikit demi sedikit akan menata mulai dari pedagang asongan, termasuk juga pengamen yang ada di terminal Kalideres.
Selain itu, akan ditata juga terkait masalah pelayanan mulai dari keamanan, masalah tiketing, dan juga rute bus.
"Disini unit kita 99 persen yang berangkat ke Jawa maupum Sumatera fasilitas kita udah ada toilet, selimut, bantal. Terus juga dari uji emisi juga uji kir intens kita untuk menghindari kecelakaan sampai ke tujuan masing-masing," pungkasnya. (Pandi)
Suasana terminal bus Kalideres Jakarta Barat. (Pandi)