AFGHANISTAN, POSKOTA.CO.ID – Afghanistan, yang saat ini dikuasai Taliban menginstruksikan semua pegawai pemerintah untuk berjenggot dan memenuhi aturan berpakaian.
Risiko untuk pegawai pemerintah yang tidak berjenggot atau memenuhi aturan adalah dipecat. Dilansir dari Reuters, ini termasuk beberapa aturan pembatasan baru yang diberlakukan pemerintahan Islam garis keras.
Sumber Reuters mengatakan perwakilan dari Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan berpatroli di pintu masuk kantor pemerintah pada hari Senin (28/3/2022). Mereka bertugas memeriksa apakah karyawan mematuhi aturan baru.
Karyawan diinstruksikan untuk tidak mencukur jenggot dan mengenakan pakaian lokal yang terdiri dari atasan dan celana panjang yang longgar, serta topi atau sorban. Mereka juga diberitahu untuk memastikan mereka berdoa (salat) pada waktu yang tepat.
Para pekerja dibertahu jika tidak memenuhi aturan tersebut dari sekarang, mereka tidak dapat memasuki kantor dan akhirnya dipecat.
Sementara Kementerian Moralitas Publik Afghanistan belum memberikan tanggapan.
Pekan lalu, Taliban melarang perempuan melakukan perjalanan penerbangan tanpa pendamping laki-laki. Taliban juga belum membuka sekolah untuk siswa perempuan seperti yang dijanjikan.
Pada hari Minggu (27/3) Taliban memerintahkan taman untuk dipisahkan berdasarkan jenis kelamin. Wanita diizinkan masuk tiga hari seminggu, dan pria empat hari lainnya, termasuk akhir pekan. Bahkan pasangan yang sudah menikah dan keluarga tidak dapat berkunjung bersama.
Pemerintahan Taliban telah menuai kritik di dalam negeri dan dari pemerintah Barat karena memaksakan interpretasi garis kerasnya terhadap hukum Islam ke semua warga Afghanistan.
Taliban mengatakan mereka akan menghormati hak setiap orang sesuai dengan hukum Islam dan kebiasaan Afghanistan. Mereka juga mengatakan telah berubah sejak pemerintahan 1996-2001, saat itu Taliban melarang perempuan meninggalkan rumah tanpa kerabat laki-laki dan memaksa laki-laki untuk menumbuhkan janggut.
Pemberlakuan kembali penutupan sekolah untuk perempuan pada hari Rabu (23/3/2022) menyebabkan protes dari komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat.
AS terpaksa menarik diri dari pertemuan yang direncanakan dengan pejabat Taliban di Qatar untuk membahas masalah ekonomi utama.
Peraturan yang diterapkan Taliban seperti penutupan sekolah untuk perempuan, pegawai pemerintah harus berjenggot, dan pembatasan penerbangan untuk perempuan menuai kecaman Barat. Sementara, Taliban membutuhkan negara-negara Barat untuk mencabut sanksi yang melumpuhkan ekonomi Afghanistan. (Firas)