JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Politikus senior yang juga Ketua Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais, akhirnya angkat bicara merespons wacana penundaan Pemilu 2024 atau perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mantan petinggi Partai Amanat Nasional ini menyebut rezim Jokowi telah melakukan tiga 'pembunuhan', yaitu ekosida distraction, genosida, dan demosida.
“Pak Jokowi itu sesungguhnya telah melakukan tiga macam pembunuhan,” ujar Amien Rais dalam Dialog Kebangsaan yang berjudul “Mencari Solusi Permasalahan Negara dan Bangsa Indonesia”, dikutip dari YouTube Kabar Senator, Rabu (16/3/2022).
Pembunuhan pertama yang dilakukan pemerintahan Jokowi, kata Amien, adalah eskosida distraction.
Pembunuhan ini bermakna pemerintahan Jokowi lalai atau tutup mata terhadap fakta illegal logging alias penebangan liar yang terjadi di hampir seluruh kawasan Indonesia.
Tak hanya itu, Amien Rais bahkan merasa bahwa penebangan liar tersebut menjadi yang terparah dari yang sebelumnya.
Kedua, Amien Rais menyebutkan soal angka kematian di Indonesia akibat Covid-19 yang telah melampaui 151.000 jiwa.
Amien Rais membandingkan pemerintahan di Brasil dengan Indonesia. Ia menyampaikan kalau di Brasil, jika angka kematian mencapai puluhan ribu, mereka langsung membentuk panitia.
Panitia itu dibentuk untuk mempalu godam Presiden Jair Bolsonaro karena dianggap telah melakukan genosida, yaitu membunuh sebagian rakyat Brasil dengan penanggulangan pandemi yang gagal.
Selain itu, Presiden Jair Bolsonaro juga dituduh telah melakukan crimes against humanity atau kejahatan kemanusiaan.
Ketiga, Amien Rais mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi telah membunuh demokrasi atau demosida. “Rezim Jokowi telah membunuh demokrasi. Istilahnya Pak Jokowi telah melakukan demosida," kata Amien.
“Demokrasi ditenggelamkan, dibunuh, dikubur, dan itu menurut saya itu yang terjadi, yaitu caranya (dengan) menguasai DPR, MPR sehingga hampir semua anggotanya menjadi yes man dan yes woman pada apa saja yang diinginkan Pak Jokowi,” imbuhnya.
Setelah itu, Amien Rais membahas tentang penundaan pemilu 2024 atau perpanjangan masa jabatan Jokowi yang diklaim menjadi keinginan mayoritas masyarakat Indonesia.
“Saya gagal paham. Ada beberapa pejabat tinggi, jejungok, maaf ini saya agak kasar (karena) enggak ada yang lebih tepat saya kira (dari sebutan jejungok), yang bersandiwara,” tuturnya.
Dia melanjutkan, “(Jejungok) Berusaha meyakinkan rakyat bahwa penundaan pemilu dan tiga periode untuk Pak Jokowi memang kehendak mayoritas rakyat.”
Amien Rais menganggap penundaan pemilu atau perpanjang masa jabatan Presiden termasuk penghinaan kecerdasan akal manusia.
“Mereka yang menghendaki Pak Jokowi supaya menunda pemilu apalagi tambah satu periode lagi, menurut saya itu merupakan insult to human intelligence,” pungkasnya.
“Jadi, menghina akal cerdas manusia, di samping konstitusinya memang akan ditekuk-tekuk,” sambungnya.
Jika hanya diam dan tidak melakukan apa pun soal penundaan pemilu, Amien Rais menilai iitu merupakan bunuh diri nasional.
Hal itu karena begitu pemerintahan Jokowi diberikan satu periode lagi, ke depannya akan seperti itu terus.
“Kalau kita hanya diam, tidak melakukan apa pun, kita telah melakukan sebuah bunuh diri nasional karena begitu misalnya Pak Jokowi ini dikasih satu periode lagi, nanti akan seperti itu seterusnya,” kata Amien.(*)