ADVERTISEMENT

Viral! Pendeta Saifuddin Ibrahim Menyebut Teroris Berasal dari Pesantren Bukan dari Sekolah Kristen

Senin, 14 Maret 2022 19:14 WIB

Share
Pendeta Saifuddin Ibrahim (Foto: tangkapan layar youtube/Saifuddin Ibrahim)
Pendeta Saifuddin Ibrahim (Foto: tangkapan layar youtube/Saifuddin Ibrahim)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Baru-baru ini beredar viral video seorang pendeta bernama Saifuddin Ibrahim yang mengusulkan Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas untuk menghapus 300 ayat Alquran. Ayat-ayat tersebut menurutnya jadi pemicu radikalisme.

Selain itu Pendeta tersebut juga menyatakan bahwa teroris berasal dari pesantren bukan dari sekolah Kristen

Videonya yang meminta penghapusan 300 ayat Alquran diunggah channel Youtube NU Garis Lurus dengan judul ‘Pendeta Kurangajar Pendukung Menag Ini Usulkan 300 Ayat Al-Qur’an Dihapus’ pada Minggu (13/3/2022).

 

 

caption

Pendeta Saifuddin Ibrahim Menyebut Teroris Berasal dari Pesantren Bukan dari Sekolah Kristen

Dalam video tersebut Saifuddin Ibrahim menyatakan dukungannya pada Menag Yaqut terkait aturan mengenai pengeras suara untuk adzan.

Ia juga menginginkan Menag untuk tidak takut dengan golongan yang ia sebut sebagai ‘kadrun’.

“Untuk apa takut untuk mengatakan masalah adzan itu. Itu urusan menteri agama, kenapa rakyat marah. Gak usah takut dan jangan mundur sedikitpun dengan kaum kadrun itu, kaum Islam sontoloyo itu. Saya dukung sekali,” kata Saifuddin Ibrahim, dikutip dari kanal Youtube NU Garis Lurus pada Senin (14/3/2022).

Tidak sampai disitu, pendeta tersebut juga meminta Menag untuk mengatur kurikulum pesantren. Ia menganggap kurikulum pesantren melahirkan kaum radikal.

 

“Karena sumber kekacauan itu dari kurikulum yang tidak benar. Bahkan kurikulum-kurikulum di pesantren Pak, jangan takut untuk dirombak. Bapak periksa, Ganti guru-gurunya yang. Karena pesantren itu melahirkan kaum radikal semua,” kata Saifuddin.

Sebelumnya Saifuddin mengaku pernah mengajar di pesantren As Zaitun Indramayu. Ia mengklaim bahwa pesantren tersebut merupakan pusat teroris.

Selanjutnya Saifuddin meminta Menag untuk merevisi atau bila perlu menghapus 300 ayat Alquran yang menurutnya menjadi pemicu radikalisme.

 

“Bahkan kalau perlu 300 ayat yang menjadi pemicu hidup intoleran, pemicu hidup radikal dan membenci orang lain karena beda agama itu diskip atau direvisi atau dihapuskan dari Alquran Indonesia. Ini sangat berbahaya sekali,” katanya.

“karena mereka ya kalau sudah kena radikal, apa saja yang di depan mereka labrak, mereka mau menghancurkan diri sendiri. Padahal kita sadari selama ini, semua teroris datangnya dari pesantren. Tidak ada teroris datang dari sekolah Kristen. Tidak mungkin,” tambah Pendeta Saifuddin Ibrahim terkait teroris berasal dari pesantren. (Firas)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT