OKNUM polisi Brigadir Hidayat, 29, ini benar-benar mau menang sendiri. Sudah punya anak istri masih pacari gadis Rohimah, 24. Begitu diputus marah, alasannya: kalau sekedar pacaran kan nggak papa. Karena sigadis tetap menolak, Hidayat jadi kalap dan dibakarlah sigadis pakai bensin sampai kelojotan.
Polisi memeriksa maling agar mengaku, punya banyak cara. Dulu biasa interogasi disertai tindak kekerasan, misalnya kaki ditekan pakai kaki meja, bahkan ada yang ditakuti pakai ular. Tapi itu duluuu, sekarang tidak boleh. Semua sudah diatur dalam KUHAP dan Peraturan Kapolri No. 8 tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar HAM. Maka paling enak bagi polisi jika si pelaku menyerahkan diri dan mengakui tindak pidana yang dilakukannya.
Bagaimana kalau polisi mencari pengakuan cinta seorang gadis? Kelakuan oknum polisi Brigadir Hidayat dari dari Polres Lahat (Sumsel) ini jangan ditiru. Dia memaksakan kehendak terhadap gadis Rohimah, agar tetap mencitai dirinya dan mau dipacari. Tentu saja si gadis ogah karena ternyata Hidayat yang mengaku perjaka tingting, ternyata sudah biasa tingkrang-tingkring alias sudah punya istri.
Sekitar setahun lalu Brigadir kenal dengan Rokhimah yang cantik dan seksi menggiurkan. Meski di rumah sudah punya anak istri, dia tetap mencoba mendekati dengan mengaku masih perjaka tulen, boleh testing dengkul. Penampilan oknum polisi ini memang meyakinkan, sehingga Rokhimah kemudian membuka pintu hatinya.
Keduanya pun pacaran, bahkan sudah diperkenalkan pada keluarga Rokhimah di Muara Enim. Keluarga besar juga sudah menyetujui. Sekarang pangkatnya baru Brigadir, nggak papa! Siapa tahu nanti bisa sampai pangkat Komjen atau Irjen dan menjabat Kapolda. Kalau sedang milik, rejeki takkan lari ke mana.
Tapi beberapa bulan kemudian dapat bocoran informasi bahwa Brigadir Hidayat ini ternyata sudah punya anak istri. Dengan sendirinya keluarga Rokhimah langsung minta putrinya memutuskan hubungannya dengan Hidayat. Mumpung skor masih 0-0, belum pernah kena tendangan penalty.
Sejak itu HP Brigadir Hidayat diblokir, jika didatangi ke rumahnya dibilang tidak ada. Agar tak dicari-cari Brigadir Hidayat, Rokhimah memilih ngungsi tidur di rumah teman bilangan Tungkal. Oknum polisi ini benar-benar jadi kelimpungan, karena sang kekasih menjauhi dirinya. Kenapa gerangan?
Polisi banyak cara untuk mengejar penjahat. Tapi Brigadir Hidayat punya cara sendiri puka untuk melacak keberadaan kekasih. Dan beberapa hari kemudian, dia telah berhasil menemukan alamat teman Rokhimah tersebut. Langsung saja dia ke sana, setidaknya untuk klarifikasi. Kenapa sekarang menjauhi dirinya?
Ternyata Rokhimah tak mau menemui, sehingga pintu didobrak. Begitu ketemu langsung ngomel-ngomel, kenapa tak mau ditelpon dan ditemui. Jawab Rokhimah tak mau dibohongi lagi, karena katanya masih bujangan, ternyata sudah berkeluarga. “Lho kota kan hanya pacaran. Kalau pacaran sih, sudah punya anak istri ya nggak papa,” jawab Hidayat seenak beronya.
Rupanya Hidayat sudah menyiapkan bensin dalam botol plastik. Begitu jawaban Rokhimah tetap tak mau lagi berhubungan, emosinya bangkit dan bensin itu disiramkan ke tubuh si gadis. Kontan saja api membakar tubuh Rokhimah sampai kelabakan. Dalam kondisi demikian Hidayat timbul ibanya sehingga didekapnya dan dimatikan dan langsung dibawa ke Rumah Sakit. Luka di tubuh Rokhimah mencapai 70 persen.
Tentu saja keluarganya tidak terima, sehingga oknum polisi ini ditangkap oleh kawan-kawannya sendiri. Selain bakal dicopot dari Polri, hukuman penjara sudah menanti.
Gara-gara terlalu emosi, akhirnya berhenti jadi polisi. (GTS)