PAK Muhtar (50) sengaja sekolahkan anak ke MTS agar kuat agamanya. Tapi karena salah gaul, Istikomah (14) malah pacaran sama Karman (24) pemuda pengangguran. Dapat info putrinya dibawa Karman, langsung digerebek. Tapi terlambat, orang tuanya datang permainan sudah kadung berskor 1-0.
“Berkat” internet dengan medsos sebagai turunannya, dekadensi moral semakin nyata. Dulu memperkosa penjual Sum Kuning (1970) rame-rame, hanya sekala itu saja dan hingga kini kasusnya terkubur. Sekarang “Sum Kuning” era milenial menjadi sering terjadi, sehingga semakin banyak orang memasukkan putra-putrinya ke MTS (Madrasah Tsanawiyah = setingkat SMP). Jika pendidikan agamanya kuat, pastilah benteng keimanannya juga kokoh.
Seperti itulah motif Pak Muhtar menyekolahkan putrinya ke MTS di Silo Kabupaten Jember (Jatim). Di sana Istikomah kost, hanya setiap hari Minggu saja pulang
ke rumah. Jika dia tidak pulang, Pak Muhtar yang menengok putrinya di tempat kost.
Saat ini Istikomah sudah duduk di kelas VII (kelas I SMP).
Tapi rupanya, meski bukan salah bunda mengandung, di sela-sela sekolahnya Istikomah kenal dengan anak badung. Namanya Karman, pekerjaan tidak jelas, kerjanya main melulu termasuk minum-minum. Lha kok dengan cowok model beginian Istikomah berkenalan secara akrab, jika tak mau disebut pacaran.
Karman memang ahli menata kata, meski pekerjaan tidak jelas, dan memang tak
bisa kerja. Omongan si badung yang serba memikat itulah menjadikan Istikomah terlena. Diajak jalan bareng bersama Karman tak pernah menolak, termasuk diajak main ke rumahnya. Apa lacur, di tempat inilah kali pertama Istikomah menyerahkan kegadisannya pada Karman.
Sejak itulah Istikomah-Karman semakin intim. Sampai kemudian ada orang yang
menyampaikan info ini pada Pak Muhtar di Silo. Supaya hati-hati, di tempat kost dia
malah pacaran dengan cowok nggak jelas. Info terakhir menyebutkan, hari ini saat berita itu di WA kepada Pak Muhtar, Istikomah berada di rumah Karman.
Tentu saja Pak Muhtar terkaget-kaget dan marah. Anak disekolahkan jauh-jauh
agar menuntut ilmu, berguna bagi nusa-bangsa dan agamanya, eh.....kok malah pacaran sama cowok nggak jelas. Buru-buru Pak Muhtar ngebut pakai sepeda motornya ke kost-kostan putrinya. Memang benar, di rumah kost tidak ada, rupanya memang sedang didekemi oleh Karman.
Pak Muhtar lalu lapor pak RT, minta tolong menemani menggerebek rumah Karman. Tapi ibarat naik KA, sudah kepancal sepur. Tiba di rumah Karman dan pintu berhasil didobrak, skor sudah kadung 1-0, Istikomah baru saja selesai melayani hubungan
intim Karman. “Kurang ajar, kamu apakan saja anakku, ha...?” ujar Pak Karman sambil menonyo-nonyo Karman.
Untung saja Pak RT berhasil mengendalikan amarah ayah Istikomah, sehingga
kasus ini cukup dilaporkan ke Polsek Silo tanpa perlu Pak Muhtar main hakim sendiri.
Dalam pemeriksaan Karman mengakui, baru dua kali menggauli Istikomah. “Kok baru
dua kali, memangnya mau berapa kali?” bentak Pak Muhtar semakin sewot.
Kok ditarget macam Kades ngurus KB dan PBB warganya. (gts)