JIKA benar alasan Ngadiman (52) masak iya sih hanya masuk angin saja, yang ngeroki mesti WIL-nya? Karena alasan tak masuk akal inilah, oknum guru di Kulon Progo (DIY) ini jadi urusan polisi. Dia tertangkap basah oleh istrinya, Nursih (48) di rumah kontrakan Ny. Atik (40) berduaan dalam satu kamar.
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari; begitu kata pepatah lama. Lha kalau gurunya selingkuh, muridnya mau ngapain?. Mau berlari juga? Kalau berlari juga paling si murid mengadu pada istrinya, bahwa Pak Guru kedapatan berduaan dengan wanita lain di sebuah kamar. Tapi sepanjang sejarah peradaban, adakah seorang murid mengadukan guru sendiri gara-gara selingkuh.
Rasanya tidak ada, dan murid pasti tidak berani. Kalaupun ada, justru praktek perselingkuhan guru itu yang melaporkan istri sendiri. Ini terjadi di Temon Kulon Progo, pelapornya adalah Ny. Nursih warga Kokap, sementara Atik rekanan mesum Ngadiman berasal dari Wates. Ketika tertangkap basah, keduanya memang berduaan di kamar. Padahal nenek bilang, itu berbahaya.......
Sebagai guru SD sekarang, kesejahteraan Ngadiman cukup lumayan, sebab setiap bulan terima tunjangan sertifikasi yang besarannya sebanyak Rp4 juta. Padahal guru SD sebelum tahun 1970, nasibnya sangat memelas, gaji sebulan sudah ludes dalam seminggu. Untuk menutupi defisit anggaran pak guru setiap sore nyawah, yakni tanam padi dengan cara berbagi hasil dengan pemilik sawah di kampungnya.
Guru Ngadiman tak sampai sebegitunya. Cuma sayangnya, tak semua tunjangan sertfikasi itu diserahkan ke bini. Segian menjadi “duwit lanang” untuk keperluan pribadinya. Bukan untuk beli rokok, tapi membiayai kekasih gelapnya alias WIL. Dia adalah janda Atik, yang setelah ditinggal mati suami Atik tidak nderek ibu tindak menyang pasar (lagu ciptaan Krisbiantoro-Red).
Namanya punya WIL, pasti banyak pengeluaran tak terduga. Dari dana tunjangan sertifikasi itulah pos yang diambil Ngadiman. Ini masih mending, karena istri diberi tahu adanya tambahan penghasilan dari pemerintah. Seperti pernah diberitakan, banyak pula oknum guru yang menerima tunjangan sertifikasi tapi diam saja tak sampai ke tangan istri selaku pengguna anggaran.
Lama-lama “permainan” Pak Ngadiman ini ketahuan juga oleh Ny. Nursih. Soalnya di masa pandemi Covid-19, kan guru berkurang tugasnya, gara-gara terpaksa PJJ (Pembelajaean Jarak Jauh). Tapi Ngadiman masih tiap hari ke sekolah dengan alasan PTM (Pembelajaran Tatap Muka). Maka seperti yang terjadi belum lama ini, begitu
suami pamitan mau mengajar, Ny. Nursih membuntutinya.
Ee, ternyata Ngadiman kemudian memboncengkam seorang wanita. Ketika dikinthil (diikuti) ternyata menuju ke sebuah rumah kontrakan di Temon. Pikiran Ny. Nursih langsung jelek saja. Bila di Temon ada lapangan terbang YIA (Yogyakarta International Aiport) untuk pendaratan pesawat komersil, di rumah kontrakan ini suami pasti juga mau mendaratkan “pesawat”-nya jenis Boeing 747.
Ternyata dugaannya tak meleset, sebab keduanya lalu masuk rumah dalam satu
kamar. Ny. Nursih pun lapor RT agar disaksikan ketika hendak menggerebek suami yang sedang PTM (Permainan Teman Mesum). Tapi katena terlalu cepat penggerebekan, Nursih hannya mendapatkan suamnya berduaan dengan Ny. Atik saja, bukan ketika sedang bermesraan.
Lihat juga video “Terjadi Kericuhan saat Warga Berebut untuk Membeli Minyak Goreng di Alfamart”. (youtube/poskota tv)
Tapi pak guru Ngadiman banyak alasan. Katanya, ke rumah ini bukan untuk macam-macam, tapi hanya mau kerokan karena masuk angin. Mana percaya istrinya, ini alasan tak masuk akal. Masak hanya masuk angin saja kerokannya harus dengan perempuan lain. Istri sendiri kan juga bisa. Gara-gara alasan di luar logika itulah kasusnya lalu dilaporkan ke Polsek Temon.
Cek saja punggung Ngadiman, sudah seperti zebra belum? (gts)