Kartun Sental-Sentil: Semoga Tak Ada Mogok Lagi. (kartunis: poskota/ucha)

Sental-Sentil

Semoga Tak Ada Mogok Lagi

Selasa 01 Mar 2022, 08:30 WIB

MOGOK produksi tempe tahu, sudah selesai. Kini, mogok jualan dagang sapi yang dimulai Senin (28/2/2022) kemarin. Terpantau di beberapa pasar, terlihat pedagang sapi tidak menggelar dagangannya alias tidak jualan.

Rencana mogok jualan daging sapi memang sebelumnya sudah ramai diperbincangkan di ruang publik. Di media sosial seperti WhatsApp dan Facebook ramai di-share tentang rencana aksi para pedagang daging.

Seperti diberitakan, para para pedagang sapi berencana mogok jualan menyusul naiknya harga daging sapi dalam beberapa hari terakhir. Harga normal yang biasanya Rp115 ribu-Rp120 ribu per kilogram, menjadi antara Rp125 ribu hingga Rp160 ribu per kilogramnya.

Harga yang cenderung merangkak membuat pedagang sering dapat komplain dari pembeli, padahal kenaikan harga bukan dari pedagang, tetapi dari hulunya, dari pasokannya sudah naik. Tak hanya itu, omzet cenderung merosot karena pembeli makin berkurang. Tidak hanya menerima keluhan pelanggan, juga omzet penjualan merosot.

Menurut pengakuan pedagang, jika harga terus naik, makin sulit mematok harga jual kepada pembeli yang umumnya pelanggan. Mereka, para pembeli langganannya, yang datang sehari-hari umunya pedagang makanan. Artinya mereka membeli daging sapi bukan untuk dikonsumsi sendiri, tetapi diolah sebagai makanan atau campuran makanan olahan untuk dijual kepada konsumen.

Dapat diduga, jika harga daging sapi naik, maka harga makanan olahan yang sebagian bahannya dari daging sapi akan naik pula. Ujung-ujungnya konsumen juga akan menerima akibat dari kenaikan harga daging sapi.

Sama seperti harga kedelai yang naik. Konsumen tempe tahu pula yang akan menanggung beban kenaikan.

Produsen tempe tahu ancam mogok produksi dengan harapan harga kedelai turun, agar harga barang produksinya, tempe dan tahu, tidak naik.

Pedagang daging mogok jualan berharap harga daging sapi dari hulunya tidak terus-terusan naik. Mereka sadar, jika harga terus naik, kasihan para pelanggannya, bukan hanya pedagang makanan, juga ibu rumah tangga.

Apakah aksi mogok produsen tempe tahu dan pegadang daging sapi sebagai bentuk solidaritas kepada pelanggan-para konsumennya? Jawabnya boleh jadi akan beragam. Tetapi, jika dikatakan demikian tidaklah keliru, mengingat para pembeli adalah konsumen tetap.

Tentu, konsumen di sini bukan saja pedagang makanan, juga masyarakat umum, konsumen secara keseluruhan yang tidak memungkinkan ikut melakukan aksi mogok makan karena harga tempe tahu naik, harga daging sapi naik.

Kalau pun harga beras pun naik, misalnya, tidaklah mungkin masyarakat mogok makan nasi sebagai makanan pokok.

Berapa pun kenaikan harga kebutuhan pokok terjadi, masyarakat tetap akan membelinya karena memang “kebutuhan perut” tidak bisa ditunda.

Kalau produsen tempe tahu melakukan aksi mogok produksi, pedagang daging sapi juga menggelar aksi mogok jualan, dari sisi lain, tak ubahnya mereka mewakili masyarakat konsumen, menyuarakan komplain yang disampaikan kosumen menyusul kenaikan harga jual.

Karena itu sikap bijak yang diperlukan adalah bagaimana segera menyelesaikan akar masalahnya, yakni menekan kenaikan harga. Bagaimana pemerintah dan instansi/ institusi dan pihak terkait dengan masalah pangan nasional ini, segera mengambil langkah cepat dan tepat, menurunkan harga.

Meminta produsen tempe tahu tidak mogok produksi, mengimbau pedagang daging tetap berjualan adalah solusi sementara, jangka pendek.

Lihat juga video “Bobol 2 Toko Waralaba di Lebak, Pria Asal Malimping Ini Terancam 9 Tahun Bui”. (youtube/poskota tv)

Jangka panjangnya bagaimana untuk mencegah produsen tempe tahu tidak mogok produksi setiap tahun. Mencegah pedagang daging sapi tidak mogok jualan menyusul kenaikan harga.

Inilah penyelesaian masalah dari hulunya, bukan hilirnya. Semoga mulai esok, lusa dan seterusnya tak ada lagi aksi mogok, Apapun bentuk aksi itu. (jokles)

Tags:
Sental-SentilSemoga Tak Ada Mogok LagiPedagang Tempe Tahu MogokMogok Jualan Daging Sapi

Administrator

Reporter

Administrator

Editor