HENI (25) baru tahu bahwa jalan sama suami orang itu bisa masuk kategori pelakor (perebut laki orang). Saat santai di sebuah kafe bersama Dedi (38) tiba-tiba diserang wanita bersenjata gunting, sambil ngancam mau membunuhnya. Saking paniknya, ketika Dedinya kabur dia mending nyebur ke danau Cipondoh.
Kenapa ada istilah mata keranjang, apa dua biji matanya mirip keranjang? Bukan! Mungkin yang dimaksudkan adalah, lelaki pemilik mata tersebut asal melihat perempuan melek sedikit pikirannya langsung ke ranjang, membayangkan bagaimana serunya menggauli wanita tersebut. Jelas lelaki ini sudah berotak ayam jago, setiap melihat ayam babon melintas ingin memburunya sampai tempat sampah sekalipun.
Dedi warga Cipondoh, agaknya termasuk lelaki tipe demikian. Dia di rumah sudah punya istri cukup cantik, namanya Irma (35). Tapi setiap melihat barang bagus, matanya masih jelalatan. Istri dan anak-anak langsung hilang dari memorinya, pikirannya fokus pada perempuan yang baru membetot perhatiannya. Tak hanya pikiran, anggaran pun dikeluarkan untuk biaya operasional mendekati perempuan tersebut.
Adalah gadis Heni, anak rumahan yang tak begitu tahu buasnya dunia malam di kota besar. Ketika kenal dengan Dedi bertampang keren dan ramah, hatinya senang-senang saja. Maka ketika dia sedang makan di RM Padang langsung dibayari Dedi, hatinya senang-senang saja. Ketika kemudian dia mengajak WA-nan juga dilayani tanpa rasa curiga. Sebab omongan Dedi biasa-biasa saja, tak ada yang menjurus ke hal-hal yang erotis. Dia sangat menghormati dirinya sebagai wanita.
Berulangkali main WA-an, akhirnya Heni mau saja diajak main ke kafe dekat Danau Cipondoh. Tempatnya memang indah, mengingatkan lagunya Titik Sandhora “Di tepi danau Toba” tahun 1968-an. Tapi apakah Danau Cipondoh airnya juga biru? Bagaimana Heni tahu, wong suasana gelap, tak ada penerangan khusus untuk meneranginya. Yang pasti, dia sama sekali juga tidak tahu bahwa pada saatnya nanti dia harus nyebur ke dalamnya.
Ya, sebab hubungan Dedi dengan Heni ternyata sangat berdampak pada rumah tangga Dedi. Soalnya untuk jalan-jalan dan makan-makan bersama itu telah menggerus anggaran belanja rumahtangganya. Ny. Irma tentu saja curiga, kenapa uang belanjanya tak lagi utuh beberapa bulan belakangan. Setiap ditanya jawabnya ada potongan dari kantor, tapi kok tak ada buktinya. “Gaji kan ditransfer, mana ada mesin ATM kasih rincian. Mbok jangan goblok-goblok amat to Ma,” Kata Dedi kesal.
Lama-lama Irma memperoleh info bahwa suaminya memang punya gebedan baru, gadis cantik nan muda. Langsung hatinya panas. Diam-diam saat suami tidur dia mensweping HP-nya, sialan.... pakai pasword! Ini semakin memperkuat dugaannya bahwa suami tidak beres. “Pantesan sekarang sering pulang malam dengan alasan lembur, ternyata pacaran!” omel Irma.
Dia pernah klarifikasi pada suaminya, tentang hubungannya dengan WIL. Tapi biasa, Dedi menolak keras tuduhan itu. Mana buktinya jika dirinya punya gebedan. Malah dia dikuliahi suami, jaman era digital ini jangan mudah termakan isyu. Capek dan stress sendiri nantinya. Percayalah bahwa Dedi suaminya lelaki paling lurus dan jujur se Kecanatan Cipondoh.
Lain hari benar-benar Irma membuntuti gerak langkah suami sepulang kantor. Ternyata sekeluar kantor dia menuju suatu rempat untuk jemput seorang wanita. Waduh, memang cukup cantik dia. Dan ketika mobil suami masuk ke sebuah kafe di tepi danau Cipondoh, untuk kedua kalinya Irma mengeluh waduh! Benar-benar hatinya dilamun cemburu.
Lihat juga video “Niat Hati Ingin Bertemu Perempuan, Pria Ini Ditemukan Tak Sadarkan Diri di Hambalang”. (youtube/poskota tv)
Baru saja Heni duduk langsung dijambak dan dicakar, dimaki-maki sebagai peremmpuan gatelan, tega jadi pelakor. “Tinggalkan suamiku nggak, tak bunuh pakai gunting ini kau!” Ancam Irma, dan Heni pun saking paniknya mending kabur dan nyemplung ke danau karena Dedinya malah menghilang. Untung Satpam segera melerainya, pertikaian dua wanita itu kemudian ditangani Polsek Cipondoh.
Hendi dituduh gatelan, memangnya Dedi itu kerawe (miang)? (gts)