ABG yang Sudah Dianggap Anak Akhirnya Menjadi Anak Timun

Minggu 06 Mar 2022, 07:16 WIB
Ilustrasi Nah Ini Dia, edisi Anak Timun. (ilustrator: ucha)

Ilustrasi Nah Ini Dia, edisi Anak Timun. (ilustrator: ucha)

USIA Kamiludin, 52, bukan lagi muda, bahkan tergolong seorang kakek. Dia tiap hari antar ABG anak tetangga yang sekolah di SMA. Ida, 16, sudah dianggap anak sendiri. Tapi ketika setan menyelinap, ABG itu pada akhirnya jadi anak mentimun. Awalnya hanya digendong-gendong, kemudian dimakan!

Yang harus amanah itu bukan saja pejabat, orang biasa juga wajib bisa menjaga amanah. Jangan berkhianat ketika diberi kepercayaan. Dapat pinjaman BRI, tiap bulan disiplin selalu mencicil. Dititipi uang juga selalu sampai pada yang berhak secara utuh. Sekali berkhianat pada kepercayaan orang, dia takkan dipercaya lagi, sehingga menutup aliran rejeki untuknya.

Kamiludin warga Kecamatan Kusan Hilir Kabupaten Tanahbumbu (Riau) ini termasuk lelaki yang tak bisa menjaga amanah. Awalnya dia tiap pagi mengantar Ida ke sekolahnya di SMA tanpa pamrih. Tapi seiring dengan pertambahan usia, ABG itu makin gede kelihatan cantik, sehingga kemudian Kamiludin tega memperkosanya. Anak muda tetanggapun kemudian meledeknya pakai lagu “Udin sedunia”. Kata mereka, “Udin yang memperkosa ABG tetangga, namanya...... Kamiludin!”

 Awalnya Kamiludin mengantar Ida secara tak sengaja. Waktu itu Ida nunggu angkot tak kunjung datang. Kebetulan Kamiludin hendak ke tempat kerja yang searah dengan sekolah ABG Ida, maka ditawarinyalah untuk diboncengkan. “Besok-becok nggak usah naik angkot, bareng sama  Oom saja ya...!” kata Kamiludin setibanya di sekolah Ida.

Benar saja, hari-hari berikutnya Ida selalu membonceng Kamiludin yang usianya lebih cocok jadi ayahnya. Sepanjang perjalanan keduanya ngobrol tentang kesehariaan, sehingga mereka bertambah akrab. Orangtua Ida juga senang karena sebagai orang miskin, dapat boncengan gratis itu bisa mengurangi pengeluaran sehari-hari.

Tambah hari Ida tambah gede, sehingga menyebarkan sejuta aroma ibaratnya bunga. Nah, lama-lama Kamiludin jadi kesengsem pada Ida. Dia mulai membayangkan hal-hal yang mesum. Dia lupa bahwa dirinya sebagai Oom usianya sudah kepala lima, layak disebut kakek. “Ya nggak papa, kakek 70 tahunan saja masih doyan daun muda, apa lagi baru kepala lima kayak sampeyan.” Kata setan menyemangati Kamiludin.

Sekali waktu sebelum diantar ke sekolah, sepeda motornya dibelokkan kembali ke rumah. Di rumah yang sepi tersebut kemudian Ida dirayu-rayu untuk diajak bersetubuh bak suami istri. “Ini HP Oom masih baru, nanti buat Ida deh....” kata Oom Kamiludin. Anak sekarang sih, jangankan yang berusia ABG, yang balita saja sudah seneng nonton Youtube lewat HP. Maka tanpa  pikir panjang Ida mau saja menyerahkan kehormatannya.

Lho, kok enak! Maka sejak itu asal Oom Kamiludin mengajak, dilayani saja. Kadang di rumah, kadang di hotel. Tapi sejak itu Ida sering punya uang. Bukan dapat tunjangan pra kerja dari pemerintah, tapi karena habis dikerjain Oom Kamiludin. Dengan uang tersebut dia bisa mentraktir jajan teman-temannya di sekolah.

Tapi lama-lama Ida capek juga jadi budak seks Oom Kamiludin, sehingga akhirnya dia mengadu pada orangtuanya, tentang nasibnya belakangan ini. Tentu saja orangtua kaget mendengar keluhan anaknya.”Sudah berapa kali Kamiludin berbuat seperti itu padamu?” tanya orang tua, dan dijawab lebih dari 18 kali.

Kamiludin dilaporkan ke Polsek Kusan Hilir, dan kemudian dilakukan penangkapan. Dalam pemeriksaan dia tanpa banyak cingcong mengakui segala perbuatannya. Cuma jika dikatakan Ida sebanyak 18 kali, Oom Kamiludin ragu dengan data tersebut. Katanya, bisa kurang bisa lebih, karena memang tak pernah mencatatnya.

Gituan kok dicatat segala, ya kehilangan mood-nya ya Mbah? (GTS)

Berita Terkait
News Update