ADVERTISEMENT

Istri Tidak Mau Dipoligami Aktenya Dibikin Meninggal

Sabtu, 5 Maret 2022 07:00 WIB

Share
Nah Ini Dia, edisi Istri Menolak Poligami, akte dibuat meninggal. (iloustrator: Ucha)
Nah Ini Dia, edisi Istri Menolak Poligami, akte dibuat meninggal. (iloustrator: Ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MESKI seruan poligami Presiden PKS sudah lewat, Farid, 38, dari Luwuk Utara (Sulsel) ini mau coba-coba juga. Sayangnya istri menolak, sehingga Farid nekad bikin akte palsu atas kematian istri, dibuat meninggal. Tapi baru nikah beberapa minggu kedoknya dibongkar istri, tak ayal lagi Farid ditangkap. Masa bulan madu jadi kaco!

Presiden PKS Achmad Syaikhu beberapa bulan lalu pernah menyerukan lewat Dewan Syariahnya, agar kader PKS bisa poligami, terutama dengan janda-janda. Tapi karena banyak diprotes umat, seruan tersebut dicabut. Paling tidak ini bertentangan dengan seruan almarhum KH Zainudin MZ. Dulu beliaunya hanya menyarankan untuk menyantuni para janda, lho kok PKS malah meminta dikawini.

Farid dari Sabbang Kabupaten Luwuk Utara, bukanlah kader PKS. Tapi ketika dia kasmaran dengan gadis cantik Farida, 19, mendadak ingat pada seruan PKS yang sebetulnya sudah didelet tersebut. Untuk menjajagi, dia pernah bertanya pada si doi, misalkan dipoligami, siap? Ternyata Farida menjawab, “Saya sih siap-siap saja, tapi takutnya sampeyan yang “istirahat di tempat”....”.

Itu artinya Farida meragukan kemampuan Farid. Nggak jelas juga, maksudnya kemapuan benggol apa bonggol? Yang jelas Farid jadi semakin mantap akan niatnya. Dari nama saja sudah kompak banget. Nama dirinya Farid, sedangkan nama bini kedua Farida, wihhhh.....pasangan maut menjelang 2024.

 

Tinggal sekarang Farid harus melobi istrinya, Imamah, 30. Kira-kira mau nggak dipoligami. Tapi apa yang terjadi, baru menyinggung soal manfaatnya poligami, sang istri air mukanya langsung keruh macam comberan. “Kamu mau kawin lagi ya? Langkahi mayat saya, baru boleh punya bini lagi!” ujar Imamah sambil berkacak pinggang.

Farid langsung mundur teratur, macam Ketum Parpol ngajak Ketum parpol lainnya untuk memundurkan Pemilu 2024, namun ditolak. Tapi nanti dulu, Pemilu kan masalah nasional, sedangkan poligami hanya masalah lokal, dampaknya tak terasa bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu niat untuk menikahi Farida tak kunjung surut. “Tak mau dipoligami ya nikah diam-diam lah. Begitu saja kok repot.....,” kata Farid menyederhanakan masalah.

 Usia 38 ngaku bujangan tidak mungkinlah, maka cara yang paling aman bikin akte kematian palsu bahwa Imamah istrinya meninggal. Dia lalu mencari orang yang pakar soal begituan. Jaman sekarang sih, apa yang tidak bisa? Asal berani duitnya, semuanya bisa diatur. Nah begitu sudah dapat itu barang, Farid pamitan pada Imamah bahwa mau pulang  kampung cukup lama untuk bertani, kembali ke alam. Bukankah komponis Ismail MZ menyerukan, “Kembali ke pangkuan bunda, berbakti kita di ladang (lagu Melati di tapal batas – Red).

Imamah seorang PNS, sehingga tak pernah dikirimi uang oleh suami tiap bulan juga tak masalah, anteng-anteng saja. Cuma yang bikin kaget, ada informasi bahwa suami di kampung menikah lagi, lengkap dengan foto saat di pelaminan. Ini mah kurang ajar! Katanya pulang kampung untuk menggarap sawah, eh....tak tahunya malah “nyangkul” gadis muda. Pantas saja betah.

Imamah melabrak ke Sabbang, pengusutan pertama ke KUA setempat. Ternyata di situ ada dokumen pendukung bahwa Imamah dinyatakan sudah meninggal. Langsung saja dia lapor ke polisi, dan tak ayal lagi Farid yang masih menjalani masa bulan madu langsung digelandang ke Polsek Sabbang. “Teganya kamu, istri dimatikan agar bisa kawin lagi.” Omel Imamah sambil acungkan tinju ke muka suami.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT