Kondisi rumah di Kebayoran Lama yang terbakar, tampak hangus semua.

Kriminal

Memilukan, Tiga Orang Tewas Terpanggang dengan Posisi Si Ibu Memeluk Dua Balita Saat Kebakaran Rumahnya di Kebayoran Lama

Sabtu 26 Feb 2022, 22:17 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kebakaran rumah tiga lantai terjadi di Jl Taman Radio Dalam 7,  Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Sabtu (26/2/2022). 

Kebakaran yang menimpa sebuah rumah tinggal tersebut diduga terjadi akibat dari hubungan arus pendek atau korsleting listrik.

Kejadian tersebut telah membakar area seluas 5m x 10m dengan perkiraan total kerugian angka 100 juta rupiah.  

Kejadian ini meninggalkan pemandangan memilukan karena menelan korban jiwa, tiga orang tewas dengan posisi Si Ibu memeluk dua balitanya saat kebakaran.

Si Ibu adalah Indriana (37), anak laki-laki Gupto (3), dan Adjib Bimantoro (3 bulan), dengan kondisi posisi sang ibu sedang memeluk anak-anak mereka, yang diduga panik karena ketakutan dengan kobaran api.

Kebakaran yang terjadi di sebuah rumah kontrakan 3 lantai baru dapat di padamkan pada jam 00.55 WIB dengan personil sebanyak 45 orang. 

Menurut Kepala Camat Kebayoran Baru, Tomy Fudihartono, kebakaran terjadi pada bangunan permanen 3 lantai.

Bangunan tersebut merupakan toko sembako yang merangkap dengan kontrakan di lantai atasnya.

Korban sendiri sedang berada di lantai 3 dengan kondisi sedang tertidur dikala suaminya sedang menjaga toko sembako.

Adanya korban jiwa bukan serta merta tidak adanya upaya dari warga sekitar untuk menolong, namun dikarenakan kobaran si jago merah yang sudah terlanjur membesar akhirnya warga mengurungkan niatnya untuk mencoba menorobos ke dalam.

"Bukan gak dibangunan mungkin terjebak yah sudah terlanjur kejebak, warga juga kan dari awal dah banyak disitu." kata Tomy (26/2/2022). 

Salah seorang warga Taman Radio Dalam VII, Ivan, menjelaskan bahwa kebakaran yang terjadi masih belum diketahui penyebabnya.

Pasalnya, 2 hari lalu juga terjadi kebakaran yang disebabkan oleh anaknya yang sedang asyik main korek api sehingga membakar karpe.

Namun kebakaran 2 hari lalu masih bisa diantisipasi oleh warga karena tidak di gemboknya pintu rumah korban.

"Dua hari kebelakang kan juga kebakaran karena anaknya main korek api ke karpet, cuman dibuka pintunya jadi bisa diatasi sama warga. Cuman kalau sekarang digembok, nggak bisa masuk, yaudah susah jadinya." jelas Ivan  (26/2/2022)

Ivan menambahkan bahwa korban tidak bisa diselamatkan karena terkuncinya pintu depan yang berupa rolling door.

Disamping itu, sebagian warga sudah berusaha menolong korban yang juga sedang mengandung bayi dengan meneriaki atau melempar batu ke arah rumahnya dengan maksud agar korban tersadar dan segera langsung menyelamatkan dirinya. 

"Semalam jam 12. kebakaran, pintu kan digembok bagian bawahnya, di dalam ada orang, suruh bangun, nggak bangun-bangun, akhirnya kebakar. Ada anak kecil 2 orang, sama ibunya. Ibunya juga lagi ngandung. Nggak tau dah diteriakin nggak mau keluar, mungkin emang sengaja ngunci diri." imbuh Ivan.

Walau dengan segala usaha warga sudah mencoba untuk memberi sinyal, Nahas untuk korban tidak merespon sepatah katapun bantuan dari warga. 

"Saya udah naik ke atas kan, teriak-teriakin, nggak didengar. Apinya belum gede. Diteriakinnya pas belum terlalu gede, 5 menit kemudian baru gede. Tapi kalau misalnya pintu bawah ini dibuka, nggak digembok, bakalan yang ujung pasti bisa di atasi sama warga. Rolling doornya di gembok, jadi susah." tegas Ivan.

"Disuruh keluar juga nggak mau, kalau orang normal mah pasti keluar kalau panas. Makanya sampai dilempar, diteriakin, nggak ada jawaban. Kalau orang normal pasti nyamperin ke tangga turun. Orang disini teriak-teriak." tukas Ivan.

Di sisi lain, suami dari korban pun tidak mengetahui kejadian tersebut sampai di saat suaminya pulang dan melihat kobaran api sudah padam.

"Pas udah selesai kebakaran, suaminya baru datang, abis pulang pengajian. Dia liat istrinya meninggal kayak nggak ada apa-apa gitu biasa aja. Polisi ramai banget, semua lembaga datang, PMI, PMR, semua lembaga ada. dari ujung ke ujung orang banyak banget jalan."mterang Ivan.

Ivan menjelaskan, Kobaran api akibat kebakaran mengarah kesamping rumah ainnya, untuk bagian belakang tidak terkana namun api dengan cepat menyebar ke arah depan.

"Percikannya kebuang ke samping. Bukan merembet, tapi serpihannya jatuh ke samping. Makanya kalau tadi nggak di gembok, bisa diatasi." jelasnya.

Menurut Ivan, kebakaran terjadi akibat korsleting listrik, seharusnya aliran listrik dari rumah tersebut sudah mati. Yang terjadi adalah listrik masih menyala walupun kobaran api sudah mulai terlihat membesar.

"Bisa jadi anaknya main korek lagi soalnya apinya dari bawah. Kalau memang korslet, harusnya semua listrik nge jepret semua. tapi ini enggak. Pas udah kebakar api masih nyala. PLN belum matiin, pas udah telepon baru listrik dimatiin. Kalau korslet kan meteran turun sendiri." terang Ivan.

Ivan sendiri menyesalkan atas terjadinya insiden tersebut. Dirinya mengaku kesal lantaran tidak bisa menyelamatkan korban karena di gemboknya pintu rumahnya dan terlambatnya pemadam kebakaran yang datang ke TKP.

"Kalau kaya gini kan yang nolong kan orang terdekat, pasti tetangga dulu. Listrik diputusin semua, ini juga api udah pada padam baru diputus," katanya.

"Kurang lebih jam 12, saya nih abis pulang futsal jam 11 malam, saya makan dulu. bebersih dulu, sholat dulu, pas mau nidurin anak, udah keburu teriak-teriak dibawah. Yang atas abis semua."

Tapi kalau pemadam lebih cepat 10 menit aja, mugkin nggak bakal gede kayak gini. Yang bagian belakang pun juga telat. Jadi baru dikasih tau, baru bisa dipadamin. Kalau enggak dikasih tau mungkin nggak bakal padam apinya." pungkas Ivan.

Ivan menambahkan, akibat adanya insiden ini diperkirakan menelan kerugian sebanyak 200 juta. "Perkiraan kerugian mungkin bisa sampe 200 juta lah. tapi sebagian masih bisa diselamatkan." tutupnya. (Cr/01)

Tags:
Tiga Orang TewasSi Ibu Memeluk Dua BalitaKebakaran Rumahkebayoran lamaTiga Orang Tewas Terpanggangdengan Posisi Si Ibu Memeluk Dua Balita

Administrator

Reporter

Administrator

Editor