JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menilai tidak sepatutnya seorang Menteri Agama membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.
"Suara azan adalah seruan dan ajakan untuk melaksanakan salat. Dan salat adalah ibadah yang sangat mulia dan wajib dihormati pelaksanaannya. Nah, apakah azan itu pantas dibandingkan dengan hal-hal lain yang tidak relevan," terang Saleh.
Ia menambahkan orang yang tidak salat saja, masih menghormati azan.
"Ada banyak kegiatan dan aktivitas yang sengaja dihentikan sementara ketika suara azan berkumandang. Nah, ini Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kan santri. Kenapa malah membandingkan panggilan salat tersebut dengan gonggongan," tambah Saleh.
Saleh berharap agar masalah yang selama ini sudah membudaya tidak dipersoalkan dan diungkit-ungkit.
Kalau disoal-soal dan diungkit-ungkit, akhirnya sesuatu yang selama ini dianggap biasa dan tidak mengganggu, menjadi suatu masalah.
Terkesan ada stigmatisasi terhadap Islam dan pelaksanaan ajarannya.
Soal azan ini sudah membudaya.
Setiap waktu orang mengumandangkan azan.
Diajarkan di banyak sekolah dan pesantren.
Bahkan, ada perlombaan azan yang rutin dilaksanakan.
"Murid dan orang tua senang jika anaknya bisa menjadi juara," papar Saleh yang juga mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.
Lihat juga video “Residivis Sembunyikan Sabu di Plafon Rumah Diringkus Polisi”. (youtube/poskota tv)
"Kenapa mesti ada surat edaran Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk mengatur volume suara azan? Bukankah tanpa ada surat edaran itu, kehidupan di masyarakat tenang-tenang saja?," tandasnya.
Saleh menyarankan menteri agama agar berbicara dengan MUI dan ormas-ormas kemasyarakatan Islam terkait masalah ini.
"Dialog dengan tokoh-tokoh agama ini sangat perlu untuk meluruskan apa yang sedang terjadi saat ini," tutup Saleh. (johara)