Sental-Sentil

Asyiknya, Nonton Wayangan 

Rabu 23 Feb 2022, 08:10 WIB

“Kakek waktu kecil suka nonton wayang? “ tanya sang cucu kepada kakeknya yang lagi santai minum kopi pahit, maksudnya, tanpa gula karena katanya baik untuk kesehatan. 

“Wah kakek dulu paling hobi nonton wayang, bisa sampai pagi. Sekarang pun masih suka, cuma nontonnya kadang di rumah lewat youtube,” jawab kakek.

“Apa sih asyiknya nonton wayang?” tanya cucu lagi

“Sangat asyik. Yang pertama tentu untuk hiburan, mengilangkan stres. Apalagi kalau dalangnya bisa membawakan lakon penuh kreasi dengan realitas kehidupan sehari – hari”

“Selain sebagai hiburan, apa lagi kek?” tanya cucu lagi

Sang kekek pun menjelaskan. Selain sebagai media hiburan, wayang juga sebagai media informasi dan edukasi moral. Bahkan, melalui wayangan (pertunjukan wayang) terdapat kritik sosial menyangkut apa saja, baik kehidupan sosial ekonomi, perilaku rakyat hingga pejabat.

“Apa karena sering mengkritik maka wayang akan dilarang kek?”
Kakek segera menegaskan. Pikiranmu jangan keliru.Info seperti itu tidaklah benar. Yang jelas, sekarang ini wayang lagi banyak diperbincangkan.

Wayang itu budaya bangsa Indonesia. Sudah ada sejak lama, bahkan Kanjeng Sunan Kalijaga pun menggunakan seni wayang sebagai media dakwah. Wayang sudah diakui dunia internasional, sebagai mahakarya asli Indonesia yang luar biasa. UNESCO ( Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan) telah menetapkan wayang sebagai warisan budaya dunia asli Indonesia sejak 7 November 2003. 

Dari laman UNESCO, disebutkan pertunjukan wayang kulit telah diakui menjadi “Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity” atau karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga.

Sebagai bangsa Indonesia mestinya bangga dengan wayang, wajib melestarikannya, bukan mempertentangkan, apalagi meruntuhkannya. Wayang tak perlu dipertentangkan lagi, wayang adalah tontonan sekaligus tuntutan.

Setiap tokoh wayang memiliki karakter sendiri – sendiri. Ada karakter baik, sopan, sombong, urakan, serakah, mau menang sendiri dan tak mau mengalah  sekalipun harus menabrak aturan perundang – undangan. Sudah tahu salah, dilanggar. Yang benar disalahkan, yang salah dibenarkan dan dibela mati- matian.

Tokoh wayang dapat dikatakan sebagai gambaran konkret karakter manusia pada umumnya. Yang baik akan memperoleh kemuliaan, sedangkan yang buruk akan mendapatkan kesengsaraan di kemudian hari. Itulah ending setiap pertunjukan wayang kulit.

Maknanya, pertunjukan wayang berisi edukasi moral yang mengajarkan kebaikan, bukan keburukan. Tak ada cerita wayang yang memihak kepada keburukan. Setiap lakon akan mengedukasi bahwa kebaikan akan berakhir dengan kemenangan dan kebahagiaan, kesejahteraan. Sedangkan keburukan akan berakhir dengan kesengsaraan.

Menyikapi wayang yang belakangan ramai diperbincangkan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengunggah video yang diberi judul “Soal Wayang” dalam Instagram pribadinya. Ganjar mengatakan wayang adalah warisan budaya yang harus dipertahankan sampai kapanpun dari pihak – pihak yang ingin memusnahkannya.

"Jadi nek ana sing ngomong wayang kon ngobong ki ya hehe.. diajari wayangan sik (Jadi kalau ada yang bilang wayang suruh dibakar itu ya hehe.. diajari wayangan dulu," kata Ganjar.
Sopo sing arep diajari wayangan?  (jokles) 


 

Tags:
Sental-Sentil

Administrator

Reporter

Administrator

Editor