“Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan memelihara kemampuan bela diri yang kuat dan efektif.”
Kongres AS memiliki waktu 30 hari untuk meninjau keputusan tersebut tetapi diperkirakan akan mendukungnya. Setelah itu, terserah Indonesia dan Boeing untuk merundingkan kontrak.
Kesepakatan itu, yang akan menjadi penjualan ekspor pertama F-15EX, datang ketika pemerintahan Biden berusaha untuk memfokuskan kembali strategi kebijakan luar negerinya di kawasan Indo-Pasifik.
Keputusan tersebut juga menandai lonjakan pengeluaran Indonesia untuk pesawat militer yang lebih baru. Sebelumnya pada hari Kamis, Indonesia menandatangani kontrak dengan Dassault Aviation SA untuk 42 pesawat tempur Rafale, kesepakatan senilai $8,1 miliar.
Penjualan ke Indonesia juga merupakan kudeta bagi Boeing yang berbasis di Chicago, yang melihat pasar untuk jet, yang awalnya dibangun pada awal 1970-an, terus tumbuh.
“Sensor dan radar kontemporer F-15EX, kokpit canggih, dan jangkauan, kecepatan dan kapasitas muatan telah menghasilkan platform modern yang akan berfungsi sebagai aset utama dalam struktur kekuatan apa pun, hari ini dan di masa depan,” kata pihak Boeing dalam sebuah pernyataan. penyataan.
“Jet mendapatkan minat dari banyak pelanggan internasional," tandas keterangan dari Boing itu.
Atas pembelian pesawat tempur besar-besaran tersebut, anggota Komisi I DPR, Sukamta, mengingatkan pentinganya pengembangan pertahanan dalam negeri.
Pembelian pesawat tempur dari Prancis ini merupakan bagian kerja sama penelitian dan pengembangan PT PAL, perusahaan yang bergerak di industri galangan kapal dengan Naval Group.
Termasuk juga kesepakatan kerjasama pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul pesawat tempur buatan Prancis di Indonesia melalui Dessault dan PT Dirgantara Indonesia.
Pemerintah juga menandatangani nota kesepahaman di bidang telekomunikasi serta pembuatan amunisi kaliber besar.
"Pembelian 42 pesawat tempur dan alutsista lainnya itu merupakan bagian dari rencana penguatan alutsista kita dalam rangka pemenuhan target Minimum Essential Forces (MEF). Kita berharap pembelian ini diikuti dengan penguatan industri pertahanan dalam negeri," kata Sukamta.