ADVERTISEMENT

Duh Menyedihkan! Masalah Minyak Goreng Belum Usai, Pedagang Warteg Kini Tanggung Beban Kedelai Mahal

Sabtu, 12 Februari 2022 21:43 WIB

Share
Seorang ibu sedang membeli minyak goreng murah di minimarket. (ardhi)
Seorang ibu sedang membeli minyak goreng murah di minimarket. (ardhi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ihwal memperkecil ukuran tempe dan tahu guna menutup biaya produksi yang membengkak jika memang harga kedelai naik, Mukroni pun mengaku tak tega terhadap pembeli.

Dia pun merasa kasihan bila pelanggan mengonsumsi tempe dengan ukuran setipis kartu kredit.

Di samping itu, menaikkan harga menjadi pilihan terakhir apabila harga kedelai nantinya tak kunjung turun.

Kata Mukroni, menaikkan harga menjadi pilihan terakhir mengingat omzet Warteg di tengah pandemi, masih mengalami penurunan sebesar 50 persen.

Jika dinaikkan harganya segera mungkin, maka bisa jadi Warteg jadi sepi pembeli.

"Lah kita omzetnya sekarang aja masih turun 50 persen semenjak pandemi, terus kita ngontrak (kios), artinya berharap pemerintah mengantisipasi kondisi ekonomi bawah, buat UMKM lah bagaimana agar harga tidak bergejolak," jelasnya.

Sebagai informasi, jumlah anggota Kowantara, kata Mukroni, yakni sebanyak 10 ribu pengusaha Warteg yang tersebar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Karawang. (ardhi)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT