JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dua kurir sabu berinisial UA dan HM yang ditembak polisi di Tangerang Selatan sengaja melakukan transaksi ditengah keramaian agar sulit terdeteksi.
"Ritme dari tersangka memang sengaja melakukan transaksi di tempat keramaian masyarakat, sehingga sulit dideteksi proses penyerahan barang tersebut," kata Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya AKBP Donny Alexander saar dikonfirmasi, Selasa (11/1/2022).
Donny menjelaskan, kedua tersangka merupakan jaringan yang sebelumnya telah dilakukan penangkapan beberapa waktu lalu.
Adapun barang bukti sabu sebanyak 4 kilogram tersebut merupakan barang sisa yang sebelumnya telah dilakukan penangkapan kepada beberapa tersangka.
"Tersangka adalah jaringan yang mana menghabiskan stok tahun baru kurang lebih 4 kilogram sisa kemarin yang kita lakukan penangkapan," jelas Donny.
Sebelumnya, Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap peredaran narkoba jenis sabu jaringan Aceh-Jakarta.
Sabu sebanyak empat kilogram diamankan dari tangan dua orang kurir. Sabu itu rencananya akan diedarkan di wilayah Tangerang, DKI dan Bogor.
"Narkotika sabu akan diedarkan ke Tangerang, DKI dan Bogor," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Senin (10/1/2022).
Zulpan mengatakan pengungkapan ini dilakukan pada Selasa (4/1/2022) sekitar pukul 15.45 WIB di pertigaan Jalan Puspitek Raya, Setu, Tangerang Selatan.
"Dari pengungkapan ini tersangka ada dua, pertama UA (26) kemudian HM (laki-laki) meninggal dunia," ujarnya di Polda Metro Jaya, Senin (10/1/2022).
Menurut Zulpan, pengungkapan narkona tersebut berawal dari adanya pengintaian yang dilakukan oleh penyidik narkoba Polda Metro Jaya berdasarkan laporan masyarakat.
Dari situ penyidik kemudian melakukan penyelidikan dengan teknik undercover buy untuk menangkap para pelaku pengedar narkoba itu.
"Selasa (4/1/2022) di TKP terjadi penyerahan narkotika jenis sabu lewat kaca jendela yang diduga narkoba sabu seberat 1 Kilogram," jelas Zulpan.
Lalu penyidik melakukan pembuntutan dan pengejaran kepada para pelaku tersebut. Pelaku dengan mengendarai mobil mengetahui keberadaan penyidik dan mencoba melarikan diri.
Zulpan menjelaskan, kedua tersangka ketika melarikan diri membahayakan pengendara lain. Bahkan menabrak ibu-ibu bernama Sri Handayani hingga luka-luka.
Petugas kemudian melakukan tembakan peringatan sebanyak tiga kali ke udara, namun para tersangka tidak menggubris dan tetap mau melarikan diri. Akhirnya petugas memberikan tindakan tegas untuk melumpuhkan keduanya.
"Akibatnya kena tersangka UA di kaki kanan kemudian HM tertembak di dada hingga meninggal dunia pada saat perjalanan ke rumah sakit," ungkap Zulpan.
Kamuflase Pakai Bungkus Teh Cina
Zulpan menerangkan, dalam mengelabui petugas, para tersangka menggunakan bungkus teh Cina sebagai Kamuflase.
Hal itu merupakan modus oeprandi yang digunakan para tersangka agar peredaran narkotika sabu itu bisa berjalan lancar dan tidak ketahuan oleh siapapun.
"Modus operandi dalam peredaran narkoba adalah kamuflase narkoba ke dalam bungkus teh cina," ungkap Zulpan.
Dikendikan WNI di Malaysia
Polisi mengungkapn dalam pengungkapan narkoba itu, ada keterlibatan Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia dalan peredaran sabu ini. WNI itu disebut mengendalikan peredaran.
Zulpan menyebut hal tersebut terungkap berdasarkan hasil interogasi dari penyidik kepada salah satu tersangka.
Hingga kini, polisi masih melakukan pengembangan dan pengejaran kepada WNI yang diduga terlibat dalam peredaran sabu tersebut.
"Hasil introgasi penyidik bahwa mereka juga dalam edarkan narkoba sabu ada yang kendalikan WNI di Malaysia dan masih dalam pengejaran dan pengembangan penyidik," ujarnya di Polda Metro Jaya, Senin (10/1/2022). (Pandi)