Suasana di hari pertama penyelengaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SDN 17 Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (3/1/2022). (foto: poskota/cr10)

Jakarta

Di Tengah Kepungan Omicron, Epidemiolog Sarankan PTM di Luar Ruang Kelas

Senin 03 Jan 2022, 16:23 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di seluruh wilayah Jakarta Raya pada Senin (3/1/2022).

Kebijakan tersebut, diterapkan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diterbitkan pada 21 Desember 2021 lalu, dengan diikuti oleh aturan turunan yang dibuat melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan No. 1363 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Pada Masa Pandemi Covid-19, serta sesuai dengan kondisi PPKM Level I yang diterapkan di Jakarta.

Menanggapi hal tersebut, Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menyarakan kepada Pemprov DKI terkait penyelenggaraan PTM agar diselenggarakan dengan kapasitas di bawah 100 persen dengan dilaksanakan tidak lagi di ruang kelas, melainkan di luar ruangan (outdoor).

Menurut dia, dalam menyelenggarakan PTM di sekolah, sangat penting untuk diperhatikan detail terkait sirkulasi dan ventilasi ruangan yang harus dapat berfungsi dengan baik, selain dari ruangan kelas yang cukup luas. Dan apabila sekolah belum mampu untuk memenuhi persyaratan tersebut, sarannya Dicky, lebin baik PTM diselenggarakan di luar ruangan saja.

“Sekolah harus menyedikan ruang kelas yang memiliki standar protokol kesehatan yang sudah ditetapkan, yaitu satu siswa untuk 4 meter persegi. Jadi, apabila memang sekolah belum mampu menyediakan hal tersebut kepada murid-muridnya atau yang standar dengan syarat protokol kesehatan, saya menyarankan agar kelas dibuat dengan sistem outdoor saja,” Kata dia kepada PosKota.co.id melalui pesan suara, Senin (3/1/20220).

Dia menambahkan, meskipun nanti saran yang ia berikan digunakan oleh Pemprov atau Dinas Pendidikan terkait penyelenggaraan PTM dengan system outdoor. Beberapa hal seperti sirkulasi udara yang ada di luar ruangan juga sangat penting untuk diperhatikan.

”Soal PTM outdoor, ada saatnya harus juga diperhatikan perihal sirkulasi udaranya. Meski dilakukan di luar ruangan tetapi kecepatan anginnya tidak bagus atau berada di bawah 50 mph. Artinya, perlu dilihat bukan hanya soal outdoornya saja, tetapi sirkulasinya juga termasuk jaga jarak. Karena itu yang penting,” ungkapnya.

Pemprov DKI, ujar dia, harus kembali melakukan peninjauan terhadap segala kesiapan, seperti fasilitas dan upaya mitigasi di sekolah apabila tetap ingin menyelenggarakan PTM dengan kapasitas 100 persen.

“Di dalam kelas pun bukan hanya sekadar soal sirkulasi dan ventilasi udara yang baik, tapi kapasitas ruangan juga menjadi penting. Saya ulangi, ruang kelas 4 meter persegi untuk satu anak itu menurut saya perlu diupayakan dalam era omicron ini selain dari upaya pencegahan dengan menggunakan masker atau sudah divaksinasi. Karena kombinasinya ini akan menjadi layers-layers yang menjadi proteksi pada anak maupun pada staff sekolah,” jelas dia.

“Saya juga ingin mengingatkan, sampai kita melihat situasi menjadi lebih baik, saya kira saat ini kita jangan gambling menganggap ini aman hanya dengan karena sudah divaksinasi, jangan seperti itu ya!,” tegas Dicky.

“Dan yang paling terpenting menurut saya, untuk PTM 100 persen sebaiknya Pemprov DKI Jakarta menunda dahulu penyelenggaraannya di tengah kepungan omicron ini, demi keselamatan anak-anak dan juga kita semua, itu tidak ada salahnya. Terkecuali seluruh persyaratan yang tadi saya utarakan dapat terpenuhi oleh Pemprov,” tandasnya. (cr10)

Tags:
Di Tengah Kepungan OmicronEpidemiologPTM di Luar Ruang kelasruang kelasptm

Administrator

Reporter

Administrator

Editor