ADVERTISEMENT

Setuju Presidential Threshold 0 Persen, Wakil Ketua DPD Sebut PT 20 Persen Sangat Mengganggu, Membuat Demokrasi Tak Sehat

Rabu, 22 Desember 2021 22:53 WIB

Share
Sultan B Najamudin menghargai dan memahami pertimbangan hukum Jaksa Agung terapkan hukuman mati koruptor Asabri dan Jiwasraya. (Foto/dokpribadi)
Sultan B Najamudin menghargai dan memahami pertimbangan hukum Jaksa Agung terapkan hukuman mati koruptor Asabri dan Jiwasraya. (Foto/dokpribadi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA , POSKOTA.CO.ID - Wakil Ketua DPD  Sultan B Najamudin menerima audiensi dari Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia.

Wakil Ketua DPD itu mengakui ada persamaan pemikiran, gagasan dan perjuangan dengan Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia terutama presidential threshold (PT).

"Ada beberapa persamaan pemikiran, gagasan, dan perjuangan dengan Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia yaitu presidential threshold. Pembicaraan kami dari dalam ‘sistem’ hanya lebih mendengarkan masukan-masukan," ucap Sultan di Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Senin (6/12/2021). 

Sultan menyebut,  ada beberapa persamaan lain dengan DPD RI yaitu menyangkut hal substansi yaitu dari praktek demokrasi dan hulu konstitusi Indonesia.

 

DPD RI dan Perhimpunan Menemukan Kembali Indonesia mengharapkan presidential threshold menjadi  nol persen. 

"Ini menjadi perhatian kita semua sebagai Warga Negara Indonesia yang dilindungi. Selain itu kita juga membahas presidential threshold 20 persen sangat menggangu yang membuat demokrasi kita tidak sehat," kata Sultan. 

Sultan mengatakan titik sambung dari gagasan dan perjuangan itu yang membuat DPD RI perlu memperjuangkan bersama-sama demi kemajuan bangsa. Tentunya untuk kesehatan demokrasi dan konstitusi Indonesia.

"Perbincangan lainnya kita sifatnya hanya mendengar saja. Sedangkan untuk kelembagaan akan kami follow up dengan alat-alat kelengkapan DPD RI yang ada," tuturnya. 

 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT