Nggak Bawa Uang, Ngutang Dulu. (Kartunis/Poskota.co.id/Sental-Sentil/Ucha)

Sental-Sentil

Nggak Bawa Uang, Ngutang Dulu

Jumat 17 Des 2021, 09:30 WIB

“KAKEK, apa kita tak boleh ngutang?” tanya sang cucu kepada kakeknya sore kemarin.

Kakek: Kenapa kamu bertanya seperti itu, apa kamu ngutang di kantin sekolah?

Cucu: Iya kek, uang jajan cucu ketinggalan, ya terpaksalah utang dulu ke kantin

Kakek : Berarti kamu terpaksa ngutang karena tidak punya uang?

Cucu: Bukan tidak punya uang, tapi uang ketinggalan di rumah kek?

Sambil tersenyum kakek pun menjelaskan. Kakek paham apa yang menjadi alasanmu. Kamu sebenarnya punya uang, tapi saat dibutuhkan untuk keperluan sesuatu, uang kamu tidak ada, bisa karena ketinggalan ,bisa juga karena hilang atau lupa naruhnya di mana.

Artinya saat itu kamu lagi tidak pegang uang alias tidak memiliki uang, sementara saat itu kamu butuh beli sesuatu di kantin, terpaksalah ngutang. Begitu kan ceritanya?

Cucu menjawab : Betul kek

Kakek: Terus yang punya kantin boleh, kamu ngutang?'

Cucu: Boleh kek, kan sudah kenal baik

Kakek: Berarti yang punya kantin percaya sama kamu sehingga berani ngutangi

Cucu: Pasti percaya, kan cucu anak baik. Lagi pula cucu ngutangnya tak banyak, sehingga masih bisa dibayar dengan uang jajan

Kakek: Kenapa kamu tidak berani ngutang lebih banyak lagi. Misalnya  melebihi uang jajan kamu?

Cucu: Ya tidaklah kek, takut tidak kuat bayar nanti malu.

Kakek : Bagus kalau kamu punya tanggung jawab, punya rasa malu.

Soal utang mengutang sebenarnya hal lazim terjadi dalam hubungan sosial kemasyarakatan. Antar- teman, antar- tetangga dan antar-kenalan.

Dalam dunia bisnis, soal pinjam meminjam adalah bagian dari upaya pengembangan. Tentu, modal yang dibutuhkan sudah diperhitungkan dengan proyek yang akan dikembangkan dan kemampuan perusahaan. Juga kemampuannya mengelola dan menggunakan pinjaman dengan baik dan benar, serta tepat sasaran.

Dengan begitu, utang yang didapat menjadi sangat bermanfaat. Perusahaan menjadi maju dan berkembang, bukan tumbang karena terlilit utang.

Lebih luas lagi, utang juga terjadi antar-negara, antar-negara dengan lembaga dunia dan sebagainya.

Sang cucu yang sejak tadi menyimak bertanya “ Apakah negara kita juga punya utang kek?”

Kakek menjelaskan menurut berita begitu adanya. Jumlahnya lebih dari enam ribu triliun rupiah. Secara keseluruhan utang pemerintah angkanya sudah setara 39,69 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Meski begitu, kata pemerintah, utang pemerintah masih terkendali selama rasio utang pemerintah terhadap PDB belum menyentuh angka 60 persen.

Cucu: Soal persen – persenan itu maksudnya gimana kek, cucu ga paham?

Kakek menjawab soal ini kakek juga tidak paham. Cuma setahu kakek, salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu negara dalam periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto. Jadi, PDB itu alat ukur yang sering digunakan untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara.

Karena alat ukur, tentu ada rumusnya. Soal kenapa harus sekian persen, serahkan kepada ahlinya untuk menganalisa.

Mendengar jawaban ini sang cucu tertawa. “Kakek bisa aja. Tapi kek, dengan utang tersebut, berarti negara kita dipercaya dunia dong?”

Kakek : Betul cucuku, utang itu kepercayaan. Seperti kamu kemarin boleh ngutang ke kantin sekolah karena dipercaya. Kalau ngga, mana boleh ngutang. (Jokles)

Tags:
Sental-Sentilsental-sentil hari inisental-sentil poskota hari iniNggak Bawa Uang Ngutang DuluUtang Negara Indonesiautang indonesia

Administrator

Reporter

Administrator

Editor