JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Banjir rob setinggi betis orang dewasa menerjang Jalan Lodan Raya, Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara pada Sabtu (4/12/2021). Ini sudah 2 hari berlangsung.
Kini warga dihantui mendung yang berpotensi turun hujan, sehingga akan menambah genangan banjir, menambah genangan banjir rob.
Banjir ini dikarenakan air pasang laut atau rob. Akibatnya, arus lalu lintas di sekitaran Jalan Lodan Raya ini terganggu.
Pantauan poskota.co.id, Sabtu (4/12/2021) siang WIB, ketinggian air mencapai tinggi betis orang dewasa.
Banyak kendaraan roda dua yang ingin melintasi jalan, namun akhirnya putar balik. Ada juga pengendara yang nekat menerobos banjir.
Di lokasi banjir, nampak juga petugas yang berjaga untuk memantau kondisi di sekitaran.
Terkait cuaca, Jalan Lodan Raya terpantau mendung. Sesekali rintik-rintik air hujan (gerimis) turun di sekitar kawasan ini. Kondisi cuaca imendungbnilah yang menghantui warga, karena berpotensi turun hujan yang menambah genangan banjir rob yang sudah ada.a
Sementara itu, banjir rob yang menggenangi permukiman di kawasan Muara Angke, kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara sangat mengganggu aktifitas warga, Jumat (3/12/2021).
Pasalnya, banjir air pasang laut setinggi hingga 30 sentimeter tersebut hingga masuk ke dalam rumah warga.
Warga RW 22, Muliati (51) tak bisa membuka warung kelontongnya karena banjir rob merendam rumahnya.
"Keganggu lah usaha pada gimana pada enggak bisa. Saya warung kecil-kecilan di rumah, susah juga buka warung kayak gini," ungkapnya.
Menurutnya, sudah dua hari ini, banjir rob menggenangi kawasan Muara Angke.
Dalam dua hari terakhir, setiap pagi hari air laut selalu pasang hingga meluber ke permukiman warga. Namun, di sore hari air laut kembali surut.
"Kalau kemarin agak siang, hari ini pagi pagi udah banjir. Sore surut lagi. Kalau malam enggak (banjir). Ini udah dua hari ini," ujar ibu dua anak tersebut.
Sementara warga lainnya, Vivi (26) mengatakan, akibat banjir rob menggenangi rumahnya, ia dan keluarga harus rela tidur di lantai dua.
"Banjir masuk sampe ke dalem, saya ngungsi di atas semua," ujarnya.
Akibat banjir rob tersebut, perabotan di dapur rumahnya hanyut terseret air pasang laut.
"Pasti lah keganggu, bukan keganggu lagi perabotan segala apa juga sudah merugikan," ucapnya.
Menurutnya warga Muara Angke sudah terbiasa dengan banjir rob. Meski begitu warga Muara Angke memilih tetap bertahan karena tidak memiliki uang untuk pindah ke tempat yang lebih layak.
"Enggak bisa (pindah). Tempat usaha juga di sini. Saya jualan di pelabuhan Kali Adem. Mau pindah gimana, gak ada duitnya," pungkasnya. (CR04/cahyono)