JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pengamat politik Rocky Gerung menganggap bahwa di tanggal 10 November kemarin seharusnya tidak semua daerah memasang bendera merah-putih secara penuh.
Rocky Gerung menyebut bahwa harus ada bendera merah-putih yang dipasang setengah tiang.
Hal itu disebutnya karena pahlawan yang dulu sudah berjuang mati-matian buat negara ini justru sekarang banyak yang merusaknya.
Hal tersebut diutarakan langsung oleh Rocky Gerung dalam sebuah konten yang diunggah di kanal YouTube pribadinya pada Kamis (11/11/2021).
“Ya kita pasang bendera penuh, tapi kemudian harus ada yang diturunkan setengah tiang karena pahlawan itu tewas juga dua kali,” ujar Rocky Gerung.
“Dia tewas karena memperjuangkan kemerdekaan, sekarang mereka tewas karena menyaksikan kedunguan. Jadi arwahnya dua kali berkurban, itu parodinya,” tambahnya.
Selain itu, Rocky Gerung juga menilai bahwa sebenarnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri yang sudah mengundang kerusakan di dalam BUMN dan para pejabatnya.
Bahkan disebutnya Jokowi hanya bisa diam dan membiarkan agar kerusakan tersebut bisa terus berlanjut.
“Bahwa BUMN rusak, pejabat rusak itu dan mereka yang mengelilingi Pak Jokowi, lah Jokowi sendiri yang mengundang kerusakan itu dan membiarkan kerusakan itu berlanjut kan,” pungkasnya.
Semua pihak yang berniat untuk memperbaiki keadaan juga dikatakan Rocky Gerung mentok pada inskonsitensi Presiden Jokowi.
Seluruh kabinet pemerintahan juga dianggapnya sudah berantakan karena adanya dugaan kasus korupsi Tes PCR.
“Pak Jokowi sudah 2 minggu isu itu beredar diam-diam aja tuh, jadi sebetulnya Presiden Jokowi enggak ngerti masalahnya apa itu,” tuturnya.
“Jadi masalah dari Presiden Jokowi adalah dia enggak pernah paham apa masalahnya itu, jadi itu yang musti dipahami oleh Pak Syafii Maarif,” sambungnya.
Sebelumnya Rocky Gerung secara tegas menyebut bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa saja masuk ke pengadilan.
Menurutnya, Presiden Jokowi dan kabinetnya sudah sebagai pengantara bangsa pribumi yang dipakai oleh perusahaan atau perwakilan asing (di Tiongkok) dalam hubungannya dengan orang-orang pribumi.
Dalam hal ini, Rocky Gerung benar-benar kecewa dengan pemerintah Indonesia yang sudah menurutnya menjadikan tes PCR sebagai ladang bisnis.
Hal tersebut disampaikannya langsung dalam sebuah konten video yang ia unggah di kanal YouTube pribadinya pada Jumat (5/11/2021).
"Mengapa bisa terjadi? Hal tersebut terjadi karena kabinet itu isinya dari awal komprador, pencari rente Makanya seluruh pojok bisnis itu akan diintai," ujar Rocky Gerung.
Pria yang juga merupakan pengamat politik itu mengecam para menteri yang sudah memanfaatkan tes PCR untuk jadi lahan bisnis.
Rocky Gerung yakin bahwa sebenarnya Presiden Jokowi tahu bahwa menteri-menterinya main belakang dalam kasus tersebut.
Akan tetapi, kata Rocky, Presiden Jokowi hanya membiarkan para menterinya di kabinet memanfaatkan hal tersebut.
Maka dari itu, Rocky Gerung yakin bahwa Presiden Jokowi dan seluruh menteri yang ada di kabinetnya bisa saja masuk ke pengadilan.
"Kalau misalnya nanti terjadi perubahan kekuasaan, ini satu kabinet akan masuk ke pengadilan termasuk Jokowi," tuturnya. (cr03)