ADVERTISEMENT

Waspada PTM Berpotensi Tularkan Covid-19, KPAI Dukung Kemenkes Percepat Vaksin Anak 6-11 Tahun

Minggu, 7 November 2021 10:43 WIB

Share
Komisioner KPAI, Retno Listyarti saat berada di lapangan. (foto: ist)
Komisioner KPAI, Retno Listyarti saat berada di lapangan. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Survei dilakukan menggunakan aplikasi Google Form ini diikuti oleh 86.286 partisipan/ responden dari jenjang pendidian SD/MI/SLB (10 persen), SMP/MTs/SLB (40 persen), MA/SMA/SMA/SLB (50 persen).

Adapun  asal daerah para partisipan berasal dari 34 provinsi di Indonesia, bahkan diikuti juga peserta didik dari Sekolah Indonesia Luar negeri (SILN), yaitu SILN  Singapura dan SILN Filipina. 

Survei dilaksanakan pada 3-9 Agustus 2021 setelah sebelumnya dilakukan ujicoba kuisioner pada 30-31 Juli 2021. KPAI hanya akan menyampaikan beberapa temuan survei misalnya banyak responden anak dalam survei ini yang belum divaksin karena belum ada kesempatan mereka mendapatkan vaksin.

Data survei menunjukkan bahwa dari 86.286 responden menyatakan kesediannya untuk divaksin dengan angka capaian hingga 88 persen, sedangkan yang ragu-ragu ada 9 persen, dan yang menolak divaksin hanya sekitar 3 persen responden saja.  

Namun, dari yang menyatakan bersedia divaksin tersebut, baru 36 persen yang sudah beruntung mendapatkan vaksin, sedangkan 64 persen di antaranya belum divaksin.

"Dari jumlah  64 persen yang belum divaksin tersebut, 57 persen responden menyatakan belum divaksin karena belum berkesempatan mendapatkan vaksin. Kemungkinan data ini menggambarkan bahwa ada persoalan vaksinasi anak yang belum merata di berbagai daerah di Indonesia," katanya.

Alasan responden bersedia divaksin di antaranya adalah sebanyak 47 persen menyatakan bahwa keinginannya vaksin agar tubuhnya memiliki antibody terhadap Covid-19 sehingga jika tertular gejalanya menjadi ringan; 25 persen menyatakan memiliki kekebalan terhadap virus corona; dan 24 persen menyatakan agar segera dapat mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM), karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini  dinilai kurang efektif, serta susah untuk dimengerti, sedangkan 2 persen karena dibujuk orang tuanya, merasa ini kewajiban dan 2 persen menjawab lainnya. 

"Jawaban lainnya misalnya: agar bisa berpergian kemana saja, dan ada yang menyatakan agar terus dapat bantuan sosial dari pemerintah," ucapnya.

 

Tonton juga video "Pelaku Curanmor Gasak 1 Motor Matik Milik Pegawai Minimarket di Bekasi". (youtube/poskota tv)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT