JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Staf Pribadi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ossy Dermawan mengatakan bahwa Presiden ke-6 RI itu telah didiagnosa mengalami kanker prostat stadium awal.
Penyakitnya itu berhasil terdeteksi setelah SBY menjalani pemeriksaan dengan menjalani metode Magnetic resonance imaging (MRI), biopsi, Positron Emission Tomography (PET) Specific Membrane Antigen (SMA) Scan.
SBY bahkan dalam waktu dekat ini akan pergi ke luar negeri untuk menjalani pengobatan dari kanker yang dideritanya itu.
Selain itu Presiden Jokowi diketahui juga akan mengirim satu atau dua anggota Tim Dokter Kepresidenan untuk bisa mendampingi SBY selama menjalani pengobatannya tersebut.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaskud dengan kanker prostat?
Melansir dari laman UCLA Health, kanker prostat ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali (ganas) di kelenjar prostat.
Prostat sendiri merupakan kelenjar yang berukuran seperti kacang kenari pada pria, terletak tepat di bawah kandung kemih dan di depan rectum.
Prostat mengelilingi uretra sampai dengan tabung yang membawa urin keluar dari kandung kemih. Prostat memproduksi dan menyimpan cairan yang membantu membuat air mani.
Kanker prostat adalah jenis kanker yang paling umum ditemukan pada pria di Amerika Serikat, selain kanker kulit, dan seringkali dimulai tanpa gejala.
Pada tahun 2018, American Cancer Society memperkirakan bahwa 164.690 pria akan baru didiagnosis menderita kanker prostat, 29.430 akan meninggal karena penyakit tersebut dan 1 dari setiap 9 pria akan didiagnosis menderita kanker prostat selama hidup mereka.
Kanker prostat dapat tumbuh lambat, sehingga banyak pria meninggal karena penyakit lain sebelum kanker prostat menyebabkan masalah yang signifikan.
Namun, banyak kanker prostat lebih agresif dan dapat menyebar di luar batas kelenjar prostat, yang dapat mematikan.
Tingkat kelangsungan hidup kanker prostat sangat meningkat dengan deteksi dini dan pengobatan yang dipersonalisasi.
Apa penyebab kanker prostat?
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker prostat, tetapi para peneliti sedang mempelajari faktor-faktor risiko tertentu untuk menentukan apakah faktor-faktor ini berkontribusi pada perkembangan sel-sel prostat menjadi kanker.
Siapa saja yang berisiko terkena kanker prostat?
Pria tertentu berisiko lebih tinggi daripada yang lain untuk kanker prostat, yang dapat memengaruhi kapan mereka harus mulai diskrining. Risiko meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 50 tahun.
Beberapa faktor risiko meliputi:
- Pria Afrika-Amerika dua kali lebih mungkin terkena penyakit ini daripada pria kulit putih.
- Memiliki riwayat keluarga, seperti ayah atau saudara laki-laki yang pernah didiagnosis menderita kanker prostat, terutama jika pada usia yang relatif dini – meningkatkan risiko.
- Memiliki riwayat keluarga kanker payudara dan ovarium juga dapat dikaitkan dengan risiko bawaan (mutasi gen BRCA) mengembangkan kanker prostat
- Diet tinggi lemak dan/atau obesitas
Apa saja gejala kanker prostat?
Dalam kebanyakan kasus, kanker prostat tidak menimbulkan gejala.
Dalam kasus yang jarang terjadi, pria mungkin mengalami gejala tertentu ketika mereka menderita kanker prostat stadium lanjut.
Namun, gejala-gejala ini juga ada pada banyak pria yang tidak menderita kanker, jadi yang terbaik adalah mendiskusikannya dengan dokter sebelum mengambil kesimpulan apa pun.
Beberapa gejala ini dapat mencakup kesulitan mengosongkan kandung kemih, darah dalam urin, dan nyeri tulang.
Bisakah kanker prostat dicegah?
Tidak ada strategi pencegahan yang jelas untuk kanker prostat. Ada beberapa bukti yang bertentangan bahwa diet sehat yang terdiri dari rendah lemak, tinggi sayuran dan buah-buahan dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat.
Skrining rutin, dengan tes darah PSA dan pemeriksaan fisik, penting untuk mendeteksi kanker prostat pada tahap awal.
Pola makan yang sehat dan olahraga teratur juga penting dalam menjaga kesehatan yang baik dan mencegah penyakit secara umum. (cr03)