Ratusan warga Lingkungan Domba RW 05, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang memperingati perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan cara membagikan Panjang Mulud. (Foto/luthfi) 

Regional

Maulid Nabi Muhammad SAW, Menjaga Tradisi Panjang Mulud di Tengah Pandemi

Rabu 20 Okt 2021, 03:29 WIB

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Ratusan warga Lingkungan Domba RW 05, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang memperingati perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan cara membagikan Panjang Mulud.

Panjang Mulud biasanya dilakukan bertepatan pada tanggal kelahiran Nabi 12 Rabiul Awal.

Dalam memperingatinya, setiap warga membuat Panjang Mulud dalam berbagai bentuk miniature seperti payung, perahu, masjid, ka’bah, unta, ayam dan lain sebagainya.

Memasuki bulan Maulid, miniature Panjang Mulud itu banyak dijual di sepanjang jalan di beberapa titik di Kota Serang.

Panjang Mulud itu kemudian diisi dengan berbagai bahan kebutuhan sehari-hari, seperti sembako, sarung, sofa, lemari, sarung dan lain sebagainya sesuai dengan kebudayaan masyarakat setempat.

Hikmat, Ketua Panitia Panjang Mulud Lingungan Domba mengatakan, kegiatan peringatan Maulid Nabi di lingkungannya itu dibagi ke dalam dua kegiatan, pertama ceramah agama yang sudah dilakukan beberapa hari yang lalu, dan yang kedua Panjang Mulud.

“Ada seratus lebih panjang mulid yangdibuat oleh warga yang terdata di panitia. Isinya macam-macam, ada yang kebutuhan sembako, kebutuhan dapur, lemari sarung bahkan sampai sofa,” ucapnya, Selasa (19/10/2021).

Hikmat mengaku panitia tidak mewajibkan semua warga membuat Panjang Mulud, tetapi ia membebaskan termasuk untuk isi dari Panjang Mulud itu sendiri.

“Tapi karena ini sudah tradisi yang diwariskan oleh leluhur, semua warga yang mampu dengan kesadarannya membuat sendiri disesuaikan dengan kemampuanya,” katanya.

Bagi warga Domba, apa yang dikeluarkan dalam Panjang Mulud itu merupakan bentuk sodakoh mereka kepada sesama.

Dalam ajaran agama Islam, sodakoh itu hakikatnya tidak akan mengurangi harta kekayaan yang dimiliki, tetapi nanti akan ditambah rizkinya oleh sang maha kuasa.

“Mulud itu bagi kami seperti lebaran kedua, karena sama-sama ramai. Apalagi kalau malam, pasti ramai oleh warga yang memasang pernak-pernik untuk panjang,” ujarnya.

Panjang yang disiapkan itu biasanya diisi pada saat malam hari, karena pagi harinya akan langsung dibawa ke masjid bersama dengan panjang milik warga lainnya.

“Dari total 300 lebih KK, ada sekitar 100 lebih panjang yang terkumpul di masjid,” katanya.
Rangkaian panjang mulud itu dimulai dengan dzikir di masjid yang dilakukan oleh beberapa orang pedzikir yang diundang dari Lingkungan Kaliwadas, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Kota Serang.

Pukul 07.00 WIB rangkaian dzikir itu sudah dimulai sampai sekitar pukul 11.00 WIB.

Setelah itu pedzikir istirahat, makan dan sholat untuk kemudian kembali melanjutkan dzikir ngadeg (berdiri) sampai pukul 14.00 WIB.

“Ketika mereka tengah melakukan dzikir, panitia membongkar seluruh panjang mulud dari warga untuk kemudian dibungkus kecil-kecil dan dibagikan ke empat kampung, Kaliwadas, Lopang Gede, Lopang Cilik dan Lopang Annajah,” tuturnya.

Dijelaskan HIkmat, paket sembako yang sudah dibungkus kecil-kecil yang terdiri dari beras,mie instan, kopi dan sebagainya itu nanti akan dibagikan oleh panitia ke kampung yang sudah ditunjuk tersebut.

“Setiap kampung dibagi menjadi tiga titik. Setiap titiknya terdiri dari 40 penerima paket semabko panjang mulud,” katanya.

Dari ratusan Panjang Mulud yang terkumpul di panitia, tidak seluruhnya dibagikan kepada warga empat kampung di atas. Beberapa diantaranya dibagikan kepada panti asuhan, yayasan, untuk penceramah, pedzikir, koramil dan beberapa lembaga lainnya yang ditunjuk oleh panitia.

“Panjang Mulud ini seluruhnya akan dikeluarkan, tidak ada yang dimakan oleh warga sini,” ungkapnya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh keempat kampung yang diundang di atas.

Ketika mereka mengadakan panjang mulud, maka warga Domba juga akan diundang, baik sebagai pedzikir maupun penceramah.

“Dan yang pasti kami juga akan mendapat paket sembako dari mereka. Begitu seterusnya,” tuturnya.

Hikmat menjelaskan, Panjang Mulud di masa pandemic ini baru dilakukan tahun ini setelah tren kasus Covid-19 di Kota Serang menurun.

Selama dua tahun terakhir, pelaksanaan perayaan maulud nabi hanya dilakukan dengan cara ceramah agama saja.

“Tahun ini juga kami sepakat untuk isi Panjang Mulud tidak ada makanan matang, semuanya mentahan,” tutupnya. 

Tradisi Panjang Mulud merrupakan tradisi khas Banten yang hanya ada dan berkembang di Banten.

Tradisi Panjang Mulud berkembang secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Tonton juga video "7 Rumah di Permukiman Kebon Jeruk Terbakar". (youtube/poskota tv)

Panjang Mulud sendiri merupakan tradisi yang dibawa dari jazirah Arab.

Pada awalnya tradisi ini berasal dari zaman sahabat Nabi Muhammad SAW untuk memperingati hari kelahiran Nabi, dengan nama Maulid Nabi. Maka dari itu dilakukan pada bulan Rabi’ul Awal dalam kalender hijriyah.

Khususnya di Banten sendiri tradisi Maulid Nabi sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten yang pertama.

Perayaan yang sampai kini masih melekat di masyarakat Banten dan beberapa daerah di Indonesia ini ternyata telah berkembang sejak abad 12.  (luthfillah)

Tags:
tradisi maulid nabi muhammad sawmaulid-nabi-muhammad-sawpanjang muludtradisi panjang muludtradisi maulid nabi muhammad saw serangtradisi serangisi panjang mulud serangpanjang mulud serang

Administrator

Reporter

Administrator

Editor